Muslimahdaily - Allah mengirimkan hambanya ke sebuah negeri yang penduduknya menyembah berhala, yakni pada sebuah kabilah Tsamud yang merupakan bangsa arab dan terletak di antara Hijaz dan Tabuk. Hamba Allah itu ialah Nabi Shalih, Nabi Shalih memiliki nasab Shalih bin Ubaid bin Masih bin Ubaid bin Hadir bin Tsamud bina Atsir bin Iram bin Nuh. Sehingga dapat dikatakan bahwa Nabi Shalih berasal dari Kaum Tsamud.

Sebagai seorang hamba pilihan, Nabi Shalih senantiasa menyerukan tauhid kepada kaum Tsamud dengan meninggalkan berhala yang mereka sembah. Sebagian dari kaum Tsamud terpanggil hatinya untuk menyerukan tauhid namun sebagaian yang lainnya mengingkari bahkan menyakiti Nabi Shalih dengan tutur kata yang tidak terpuji, bahkan berencana untuk membunuhnya. Padahal cara berdakwah yang dilakukan oleh Nabi Shalih penuh kelembutan, tutur kata yang terucap darinya sangat lemah lembut, seperti dalam firman Allah subhanahu wa ta’ala yang artinya :

“Wahai kaumku, Sembahlah Allah, tidak ada tuhan bagimu selain Dia. Dia telah menciptakanmu dari bumi (tanah) dan menjadikanmu pemakmurnya”. (Q.S Hud : 61).

Namun hati kaum Tsamud tidak tergerak, bahkan mereka mengatakan “Sesungguhnya, kamu adalah salah seorang dari orang-orang yang kena sihir”. (Q.S Asy-Syu’ara : 153).

Perkataan mereka bermaksud bahwa Nabi Shalih telah terkena sihir dan dianggap tidak mengerti apa yang telah diserukan kepada kaum Tsamud. Tatkala Nabi Shalih mendatangi mereka di suatu perkumpulan untuk menyeru kepada Allah, mereka mengadakan sebuah permintaan yang jika permintaan itu terwujud makan mereka akan beriman. Mereka meminta kepada Nabi Shalih untuk mengeluarkan seekor unta bunting dengan cara ini dan itu serta dari batu besar yang mereka tunjukan. Nabi Shalih berdo’a pada Allah untuk mengabulkan permintaan mereka, dengan kuasa Allah, permintaan mereka terkabul. Namun hanya sebagian kecil saja yang beriman, sedang yang lainnya menganiaya unta tersebut bahkan membunuhnya dan terus berada dalam kekafiran karena enggan mengikuti kebenaran mukjizat itu.

Kaum Tsamud merupakan golongan yang diberikan kepandaian dalam membuat berbagai bagunan dengan menata dan memperkokokh rumah-rumahnya di dataran rendah hingga di bukit-bukit. Namun mereka tak pernah sedikit pun bersyukur atas nikmat yang telah Allah limpahkan kepada mereka. Mereka terus berada dalam kekafiran dengan perkara-perkara yang telah diperbuat hingga Allah mengazabnya, dan inilah alasan serangkaian alasan diturunkannya adzab kepada mereka :

a. Menentang Allah dan Rasulnya dengan menerjang larangan tegas untuk menyembelih unta yang Allah jadikan mukjizat kepada Nabi Shalih.

b. Meminta agar siksaan mereka disegerakan.

c. Mendustakan Rasul yang nubuwah dan kebenarannya dikuatkan oleh bukti nyata/mukjizat.

Allah menimpakan adzab kepada mereka dengan bebatuan takkala mereka hendak membunuh Nabi Shalih. Dalam hitungan waktu, adzab Allah benar-benar disegerakan. Allah mendatangkan suara gemuruh dari langit, bumi yang ada dibawah mereka berguncang dan nyawa mereka melayang hingga mereka bergelimpangan di bawah reruntuhan rumah-rumah mereka. Dan gempa tersebut diabadikan dalan firman Allah SWT yang artinya :

“Lalu datanglah gempa menimpa mereka, dan mereka pun mati bergelimapangan di dalam reruntuhan rumah mereka. Kemudia dia (Shalih) pergi meninggalkan mereka sambil berkata ‘Wahai kaumku! Sungguh, aku telah menyampaikan amanat tuhanku kepadamu dan aku telah menasehati kamu. Tetapi kamu tidak menyeukai orang yang memberi nasehat.” (Q.S Al-A’raf : 78-79).

Sumber : Kisah Para Nabi & Rasul karya Ibnu Katsir