Muslimahdaily - Sejumlah Warga Negara Indonesia (WNI) yang berpartisipasi dalam Global March di Mesir dilaporkan mengalami insiden penggerebekan hotel dan penahanan oleh aparat keamanan setempat. Informasi ini dibagikan oleh Dianayulestari melalui postingan di akun Instagram pribadinya, yang mengutip langsung percakapan dengan salah satu peserta, Ratna Galih, seorang aktris dan model Indonesia yang kini dikenal juga aktif dalam kegiatan sosial dan keagamaan.

Ratna Galih merupakan bagian dari rombongan 10 WNI, termasuk figur publik seperti Zaskia Adya Mecca, Indadari Mindrayanti, dan Wanda Hamidah, yang bertolak ke Kairo untuk bergabung dalam aksi damai Global March to Gaza. Aksi ini bertujuan untuk menyerukan pembukaan akses kemanusiaan ke Gaza dan menuntut penghentian agresi militer di Palestina.

Menurut kronologi yang disampaikan Ratna Galih melalui pesan WhatsApp dan kemudian diunggah oleh Dianayulestari, insiden bermula pada pagi hari ketika hotel tempat rombongan mereka menginap di Kairo digerebek. "Baru tenang, pagi-pagi hotel kita digerebek 20 polisi lebih. 3 mobil, tiba-tiba 2 bus kita sudah mau ngantar," tutur Ratna Galih, sebagaimana dikutip dalam unggahan Dianayulestari. Ia menambahkan bahwa rombongan mereka kemudian "di-escort sama polisi."

Ratna menjelaskan, pihak kepolisian secara tegas meminta mereka untuk meninggalkan Kairo atau akan dilakukan penangkapan. Situasi serupa juga menimpa peserta dari negara lain, di mana "Sebagian yang dari Malaysia sudah di deportasi," ungkapnya lebih lanjut.

Menyikapi tekanan tersebut, rombongan Ratna Galih memutuskan untuk membuang barang-barang yang tidak esensial dan segera berpindah hotel. Namun, upaya tersebut tidak luput dari pantauan aparat. "Kita pindah hotel. Di hotel baru pun polisi nya langsung samperin manager hotel dan mereka sudah info seluruh staff hotel kita gak bisa kemana-mana," jelas Ratna, menggambarkan ketatnya pengawasan.

Ancaman Penangkapan dan Kondisi Lapangan

Dalam percakapan yang diunggah Dianayulestari, Ratna Galih juga menyampaikan adanya ancaman penangkapan jika mereka "bandel untuk tetap datang ke titik kumpul global march besar." Aparat keamanan, menurutnya, terus membuntuti.

"Emang kita realistis gak mungkin bisa lepas dari check point 2. Rencana hanya akan kesana-gabung sama yang lain, kibarin bendera indonesia," tulis Ratna, mengindikasikan tujuan dan risiko yang mereka hadapi. Ia menambahkan bahwa skenario terburuk adalah "ditahan, atau di deportasi." Untuk menghadapi kemungkinan tersebut, rombongan Indonesia berusaha menempel dengan delegasi Malaysia, dengan harapan pemerintah Malaysia akan memberikan perlindungan. "Pemerintah mereka gak akan tinggal diem kalau ada kenapa-kenapa," ujarnya.

Dalam berbagai kesempatan sebelumnya, Ratna Galih telah menyatakan komitmennya dalam isu kemanusiaan ini. Seperti yang dikutip dari beberapa media, ia menyampaikan alasannya bergabung membawa misi kemanusiaan untuk Palestina adalah sebagai seorang ibu yang tidak bisa diam melihat anak-anak di Gaza terus menjadi korban. Ia berharap aksi ini bisa menggugah lebih banyak orang untuk peduli dan ikut menyuarakan keadilan.

Kendala utama yang dihadapi rombongan Ratna Galih saat itu adalah transportasi menuju lokasi aksi. Meskipun demikian, Ratna menegaskan kesiapan mereka. "Tapi kita udah siap dengan resiko apapun itu," tutupnya dalam pesan tersebut.

Kondisi di lapangan dilaporkan semakin memanas. Ratna Galih menginformasikan bahwa WNI yang tertahan di Kairo telah berada dalam pengawasan ketat aparat. "Yang dari Indonesia ketahan di Cairo karena kita udah di tempel polisi yang escort kita minimal 1 minggu kedepan," tulisnya.

Ia juga menyerukan bantuan untuk meramaikan kondisi, mengingat tim di lokasi sulit berkomunikasi. "Gaes bantuin ramein biar yang disini pada dilepas polisi dan tentara yang sekarang sampai matiin lampu dan bikin delegasi yang udah disana gak bisa apa-apa. Udah mulai ada konfrontasi fisik juga," tambahnya. Ratna juga menyatakan bahwa tim Indonesia di lokasi tidak dapat memposting kabar karena risiko penahanan.

Informasi ini disampaikan oleh Dianayulestari melalui serangkaian unggahan di akun Instagramnya [@dianayulestari], yang memuat tangkapan layar percakapan WhatsApp dengan Ratna Galih.