Alkisah di era sebelum datangnya Islam, seorang pria membeli sebidang lahan, sebut saja namanya Abdullah. Namun saat menggali tanah di lahan tersebut, ia menemukan sebuah karung yang terpendam di dalamnya. Ternyata karung tersebut berisi penuh emas. Ia pun sangat terkejut.

Seorang pemuda menghabiskan masa mudanya di medan perang. Ia terus saja mengikuti barisan kaum muslimin untuk berjihad fi sabilillah. Impiannya hanya satu, yakni matu syahid. Namun berkali-kali perang diikutinya, ia tak kunjung meraihnya.

Perang Yarmuk berkecamuk sangat hebat

Di era sebelum Islam datang, hidup seorang wanita penyendiri yang kesepian. Ialah Rithah Al Hamqa, perempuan Arab dari Bani Makhzum. Hari-harinya dilanda kesedihan karena jodohnya tak kunjung tiba. Padahal Rithah merupakan wanita yang cukup jelita lagi banyak harta. Namun tetap saja tak ada pria yang bersedia meminangnya.

Ali bin Al Husain bin Ali bin Abi Thalib, cicit Rasulullah yang terkenal kesalehannya. Beliau dikenal sebagai seorang yang giat beribadah hingga dijuluki Zainul ‘Abidin, yakni hiasannya para ahli ibadah. Segala amalan saleh dilakukannya, termasuk bersedekah. Cara Ali dalam bersedekah cukup unik, yakni dengan membagikan karung berisi gandum, bukan sekarung namun seratus karung. Pun dikeluarkannya bukan hanya sekali namun setiap malam.

Kala itu, Yerusalem, sebuah kota indah dan berperadaban tinggi, masuk dalam wilayah Syam. Sejak Rasulullah masih hidup, beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, berkeinginan melebarkan dakwah Islam ke tanah para nabi tersebut. Namun penguasa Syam bukan lain adalah Kekaisaran Byzantium, sebuah emparium terkuat di masa itu.