Muslimahdaily - Melalui akun resmi Twitter miliknya, Menteri Dalam Negeri sayap kanan Prancis, Gerald Darmanin mengatakan bahwa ia menentang keberadaan penerbit muslim. Hal ini terjadi karena penerbit diduga menjual buku-buku yang mempromosikan sejarah Isalm, seperti tentang tokoh-tokoh kunci muslim yang berperang atas nama agama.

Menurut Gerald Darmanin, penerbit “Nawa Editions” memiliki garis editorial yang anti-universalis dan dalam kontestasi langsung terhadap nilai-nilai Barat. Selain itu, ia juga mengatakan bahwa Nawa Editions mendistribusikan beberapa karya yang melegitimasi jihad.

Dilansir di TRT World, Selasa (21/09/2021), salah satu karya yang dimaksud adalah biografi komandan militer Muslim abad ketujuh, Khalid bin Walid, RA.

Prancis dengan cepat merayakan dan membela tokoh-tokoh era kolonial yang terus menimbulkan kontroversi atas sejarah kekaisaran brutal negara itu. Sementara kini kaum muslimin dianggap sebagai ekstremis jika menerbitkan dan merayakan tokoh penting bagi sejarah dan identitas mereka.

Nawa Editions dalam sebuah pernyataan, mengutuk keputuasan yang dilakukan negara dan menilai bahwa hal tersebut murni bermuatan politik. Mereka mengungkapkan kekhawatiran pergeseran model politik Prancis, menuju pembubaran eksekutif organisasi Muslim tanpa proses hukum.

Tindakan terbaru Perancis terhadap organisasi Muslim adalah bagian dari pola negara menutup badan amal yang mewakili Muslim. Tahun lalu, badan amal Muslim terbesar di negara itu, Kota Baraka, ditutup.

Aksi tersebut kemudian diikuti oleh kelompok advokasi anti-Islamofobia CCIF, satu-satunya organisasi yang mengumpulkan data tentang meningkatnya kekerasan anti-Muslim di negara itu.

Di halaman Facebook penerbit Nawa Editions, buku-buku miliknya digambarkan tidak memiliki perbedaan dari toko buku Islam lainnya. Buku-buku yang dijual mulai dari bagaimana memenuhi persyaratan Islam dalam membayar zakat, teks tentang peradaban Islam dan sejarah politik Islam.

Penerbit Nawa Editions dalam situs menggambarkan dirinya sebagai organisasi yang bertujuan untuk mempromosikan ilmu-ilmu kemanusiaan dan politik yang lahir dari warisan Islam.

Menyusul keputusan tersebut, rekening bank penerbit dan penulis utamanya, Aissam Ait Yahya dan Abu Souleiman Al Kaabi, dibekukan.

Banyak organisasi menyampaikan dukungan atas tindakan yang belum pernah terjadi sebelumnya ini.