Muslimahdaily - Memasuki usia sekitar 2 – 3 tahun, pada umumnya anak – anak sudah mulai memahami fungsi dari toilet. Mereka akan meniru kebiasaan dan perilaku orangtua atau kakak yang pergi ke kamar mandi untuk buang air kecil dan buang air besar.
Sementara proses potty training, banyak orangtua yang mengandalkan popok agar lebih mudah membersihkan dan tidak ribet. Dapat dikatakan, popok adalah salah satu andalan orangtua yang tidak mau capek melatih anak ke toilet. Seiring waktu, si kecil harus segera dilatih pergi ke kamar mandi secara mandiri. Pada awalnya, mungkin orangtua harus menemani, tetapi secara bertahap, anak – anak akan lebih mudah belajar ke kamar mandi sendiri.
Kapan Mulai Potty Training?
Sama seperti pelatihan rutinitas lain, anak akan menunjukkan kemampuan dan minat dalam berbagai cara yang berbeda. Banyak anak – anak yang mulai menunjukkan keinginan ke kamar mandi secara mandiri pada sekitar usia 2 tahun. Anak perempuan biasanya lebih cepat dilatih ketimbang anak laki – laki.
Tips Membantu Anak Dalam Potty Training
Sebenarnya, anak – anak akan lebih mudah meneladani perilaku dari orangtua. Ketika Anda pergi ke kamar mandi, gunakan kesempatan ini untuk berbicara dengan anak. Misalnya, “Adik, Bunda mau pipis ke toilet dulu yaa..”. Selanjutnya, ikuti beberapa tips berikut untuk membantu buah hati dalam proses potty training:
1. Hiasi kamar mandi
Anak – anak akan lebih senang pergi ke kamar mandi sendirian, jika kondisi kamar mandi terlihat menyenangkan. Anda bisa menjaga kebersihan toilet atau menempelkan stiker gambar tokoh kartun favoritnya. Selain itu, pastikan penerangan lampu juga cukup terang agar anak tidak merasa takut pergi ke toilet sendirian.
Temani anak di awal – awal potty training, minta anak duduk di kursi toilet atau berjongkok di WC jongkok. Bila mereka masih menangis atau takut, Anda bisa menawarkan anak mainan yang bisa dibawa.
2. Ikuti pola rutinitas
Orangtua sebaiknya memahami dan mengidentifikasi kira – kira di sekitar jam berapa anak harus buang air kecil atau buang air besar. Bila anak masih belum bisa berbicara lancar, pahami raut muka anak yang memerah atau gelagat seperti menahan pipis/ buang air besar.
Kemudian, catat jam – jam mereka sering pergi ke toilet. Terutama setelah makan atau setelah minum terlalu banyak. Hal ini akan membantu memudahkan Anda mengajak si kecil pergi ke toilet agar mereka tidak mengompol lagi.
3. Biasakan pipis sebelum tidur malam
Melatih anak untuk terbiasa pipis sebelum tidur akan membantu menghindari mengompol di malam hari. Anak – anak yang minum terlalu banyak dan tidak terbiasa pipis akan lebih mudah mengompol, sehingga mengganggu jam istirahat anak dan orangtua.
Dengan membiasakan pipis sebelum tidur malam, kandung kemih anak dapat kosong sehingga mengurangi kemungkinan anak mengompol. Anak akan bisa tidur nyenyak sepanjang malam, dan bangun pagi lebih segar.
4. Berikan banyak pujian
Gunakan lebih banyak pujian agar anak semakin termotivasi untuk bisa pergi ke kamar mandi sendiri. Bisa berupa menempelkan stiker bintang lucu pada grafik yang ditempelkan di dinding kamar anak, atau membelikan mainan baru.
Hindari memarahi anak ketika mungkin anak melakukan kesalahan atau belum sempurna dalam proses potty training. Pujian yang positif akan membantu anak mengganggap bahwa usaha mereka sekecil apa pun tetap dihargai oleh orangtuanya.
5. Jangan membandingkan
Jangan membandingkan putra atau putri Anda dengan anak – anak lain, bahkan saudara kandungnya. Beberapa orangtua lain mungkin mengatakan bahwa anak – anak mereka sangat mudah dilatih pergi ke toilet sendiri.
Tidak perlu khawatir! Jika ada tetangga yang mengatakan demikian, tersenyumlah! Ingat bahwa Anda adalah orang yang benar – benar tahu seperti apa karakteristik anak Anda sendiri dan bagaimana cara melatih anak Anda pergi ke toilet.