Muslimahdaily - Setiap mualaf pasti memiliki cerita menarik mengenai keputusan mereka untuk menerima Islam dalam hidupnya. Amina Cisse Muhammad, seorang mualaf dari Amerika Serikat juga punya cerita yang menarik tentang keputusannya menjadi seorang muslim.

Amina terlahir di keluarga yang menganut agama Kristen. Kakek dan neneknya adalah penganut agama Kristen yang sangat taat sehingga dia diharuskan untuk menghadiri kebaktian di gereja di setiap minggu tanpa terkecuali. Namun ada semacam ganjalan dalam hatinya mengenai ajaran Kristen mengenai Tuhan. Dia juga merasa risih dengan muka dua yang diperlihatkan anggota gereja yang dihadirinya dan juga masyarakat Amerika secara keseluruhan.

Dia sudah mendengar soal Islam sejak dia duduk di bangku kuliah pada tahun 1970-an. Namun Islam yang digambarkan saat itu adalah ‘Islam menyebarkan agamanya dengan menggunakan pedang’ dan dihubungkan dengan bagaimana sejarah Islam yang banyak melakukan peperangan untuk menegakkan agama.
Dia pun kemudian berusaha mencari ketenangan dengan mulai lagi membaca injil yang sudah lama ditinggalkannya. Dia bahkan kembali mengunjungi gereja setelah lama berhenti datang ke gereja untuk beribadah. Meski demikian, Amina masih merasa ada yang salah.

“Saya merasa keraguan saya terhadap ajaran Kristen semakin menjadi-jadi dan apa yang saya cari dalam hidup ini masih belum terpenuhi. Akhirnya, saya memutuskan untuk berdoa kepada tuhan dan memintanya untuk menunjukkan jalan yang benar bagi saya” ujar Amina seperti dikutip dari laman OnIslam.net.

Tak lama, dia bertemu seorang pria yang kemudian akan menjadi suaminya. Mereka menghadiri kelas filosofi yang sama. Kebetulan pria tersebut sudah masuk Islam terlebih dahulu dan entah mengapa dia begitu tertarik dengan pria tersebut. Sampai akhirnya pria tersebut mulai menjelaskan mengenai Islam dan Aminah pun merasa ada suatu yang klik dalam hatinya.

Dia pun kemudian menyurati orangtuanya untuk memberi tahu keinginannnya untuk masuk islam dan untungnya keluarga Amina tak menentang hal tersebut. Saat dia sudah mengucapkan dua kalimat syahadat, Aminah merasa begitu damai dan ada perasaan puas yang tak bisa dia ungkapkan dengan kata-kata. Dia merasa bersyukur bahwa keluarganya yang semuanya Kristen menerima keputusannya menjadi muslim.

Islam telah memberikan kedamaian dalam dirinya. Islam membuat dirinya memiliki tujuan dan petunjuk dalam hidup dan menghapus semua pertanyaan yang selama ini bersarang di kepalanya. Islam memberikannya alat untuk mempertahankan hubungan dengan sang pencipta yang membuatnya selalu ingin dekat dengan Nya. Islam juga telah memberinya pembelajaran yang bisa dipraktekkan di seluruh aspek dalam kehidupannya.

Kini tepat 24 tahun sejak dia pertama kali bersyahadat, Amina merasa begitu bersyukur dipertemukan dengan Islam. Dia tak hentinya berterima kasih kepada Allah telah mengijinkannya menjadi muslim. Alhamdullilah!