Muslimahdaily - Amanda adalah seorang wanita non muslim yang memutuskan untuk memakai hijab. Dia bukannya ingin bereksperimen bagaimana orang akan bereaksi terhadapanya jika memakai hijab, namun dia memilih berhijab seumur hidupnya karena dia menyukai hal tersebut.
Saat dia kecil, dia begitu mengagumi keindahan hijab. Namun sayangnya dia tumbuh dalam keluarga yang memberi banyak informasi palsu soal hijab. Amanda mengambil jurusan bahasa Arab saat berkuliah. Disana dia mengenal banyak teman muslim. Meski hanya sedikit dari mereka yang memakai hijab, namun Amanda menghargai keputusan mereka tersebut.
Hingga pada suatu hari Amanda mulai menyadari bahwa pria di kampusnya memperlakukan wanita seperti ‘daging giliran’. Maklum, Amerika adalah negara dengan pergaulan bebas. Sehingga hal ini bukanlah hal baru. Sebelum kuliah, Amanda juga sadar bagaimana pria melihat ke arahnya dengan tatapan tidak sopan dan menggoda. Meski sering menghiraukannya, namun setelah mendengar percakapan para pria di kampus soal wanita, Amanda merasa harus melakukan sesuatu.
Dia pun bercerita dengan teman sekelasnya bagaimana tanggapan pria tentang wanita dan temannya hanya menjawab ‘boys will be boys’ dan ‘itu sudah menjadi kebiasaan mereka’. Saat itu Amanda merasa kurang nyaman dengan komentar temannya.
Tak lama dia pun bertunangan dengan pria yang menjadi temannya di SMA dulu. Saat dia sudah berkomitmen akan menghabiskan hidup bersama tunangannya itu, dia merasa tak lagi pantas dijadikan objek seks bagi kebanyakan lelaki yang memandanginya dengan tidak sopan dimana pun dia berada. Amanda pun masih merasa risih dengan hal tersebut.
Hingga akhirnya dia bertemu dengan temannya yang berhijab di kampus. Entah mengapa Amanda sangat terpesona dengan penampilan sederhana temannya itu. Temannya memakai hijab dan abaya panjang seperti kebanyakan muslim, namun meski demikian dia terlihat begitu kuat dan percaya diri. Dalam batinnya dia merasa ‘wow, aku ingin terlihat sepertinya’ dan mulailah dia mencari informasi tentang hijab dan belajar lebih mengapa muslim memakai hijab. Dia menonton video tutorial di Youtube, mencari produk hijab online dan semakin banyak dia mencari informasi soal hijab, semakin kuat keinginannya untuk memakainya.
Ada banyak hal dalam berhijab yang menarik perhatiannya, seperti memiliki kembali kontrol akan dirinya dan bagaimana orang akan melihat dirinya. Selain itu dia juga seorang feminis yang beranggapan pria dan wanita seharusnya sejajar dalam masyarakat, dan bahwa kebiasaan pria memperlakukan wanita sebagai objek seks adalah bentuk perlakuan tak adil dari masyarakat.
Dengan semua alasan di atas, Amanda merasa sangat ingin memakai hijab, namun masalahnya dia takut sebagai seorang non-muslim namun memakai hijab akan menjadi hal yang mengganggu bagi muslim. Akhirnya dia bertanya kepada temannya yang muslim perihal ini dan dia merasa lega karena teman muslimnya mengatakan tidak masalah jika dirinya ingin berhijab karena tidak hanya muslim yang menutupi kepala, Kristen dan Yahudi juga melakukannya. Amanda pun kemudian mulai memakai hijab, namun masih sering membukanya. Lama kelamaan dia merasa lebih nyaman berhijab saat meninggalkan rumah.
Dia kemudian mendapatkan kesempatan magang di Yordania dan berencana untuk membuka hijabnya karena takut mendapat reaksi dari muslim Yordan yang mengetahui dirinya bukanlah muslim. Namun kenyataannya banyak muslim disana yang sangat excited mengetahui dia adalah non muslim Amerika yang mau berhijab.
Orang-orang banyak yang mengatakan bahwa keputusan ini sangat baik dan beberapa ornag lain mengatakan sangat tersentuh karena Amanda menghormati kebudayaan mereka. Dia juga tak bisa melupakan saat sekumpulan pria yang terlihat begitu bahagia saat melihat dia berpakaian abaya lengkap dengan hijab.
Amanda merasa bersyukur ada orang-orang yang mendukung keputusannya dan tak merasa terganggu bahwa dia bukanlah muslim, tetapi masih ingin berhijab. Menurut Amanda, dengan berhijab dirinya bisa menghargai dirinya sendiri, tubuhnya sendiri dan dia tak akan pernah lupa dengan wanita muslim yang mengajarkannya hal tersebut.
