Muslimahdaily - Hari raya Idul Fitri dan Idul Adha merupakan hari raya besar agama Islam yang mana menjadi kebahagian bagi umat Muslim tersendiri. Biasanya, hari raya id identik dengan kemewahan berupa hadirnya berbagai hidangan, pakaian baru, perhiasan mahal, dan sepatu yang modis.

Sebagian orang memaknai hari Idul Fitri dan Idul Adha dengan memakai baju stelan baru. Namun, kebiasaan ini tidak dilakukan oleh seorang putra Khalifah Dinasti Bani Umayyah kala itu. Kisah ini terdapat dalam Hasyiyatus Syarqawi karya Syekh Abdullah bin Hijazi As-Syarqawi.

Waktu itu dalam memperingati hari raya, seorang Khalifah yang dikenal akan sifat zuhudnya, Umar bin Abdul Aziz Radiyallahu 'anhu keluar dari istana. Ia pergi menuju rumah-rumah masyarakatnya tanpa pengawalan.

Umar berjalan masuk dan keluar gang perumahan warga. Sementara itu, rakyat Umar yang sedang larut dalam kebahagiaan hari raya hanya memberikan senyuman dan menyalaminya dari kejauhan.

Saat kunjungannya, mata Umar tertuju pada sesosok anak kecil yang mengenakan pakaian lusuh berwarna usang. Tidak lain, anak itu adalah anak Khalifah Umar bin Abdul Aziz sendiri.

Melihat kondisi anaknya di hari Raya, lutut dan siku Umar seakan melemas. Ia merasa tidak tega menyaksikan anak seorang Khalifah Dinasti terlantar. Seraya mendekati anaknya yang belum genap berusia 10 tahun, Khalifah Umar terus meneteskan air mata begitu deras pada jubahnya.

“Mengapa ayah menangis,” ujar anak Umar dengan polosnya.

“Anakku, ayah khawatir kamu akan patah hati dan langit-langit di hatimu hancur ketika anak-anak kecil lain menyaksikanmu dengan pakaian lusuh dan kumal di hari Id ini,” jawab Khalifah Umar sambil terisak.

“Wahai Amirul Mukminin, tuan tidak perlu khawatir. Orang yang patah hati adalah mereka yang diluputkan Allah dari ridha-Nya atau mereka yang mendurhakai ibu dan ayahnya. Dan aku berharap Allah meridhaiku berkat ridhamu wahai ayahku,” jawab anak Umar penuh dengan tulus.

Tentu, jawaban anaknya tersebut diluar dugaan Umar bin Abdul Aziz. Umar, Orang nomor satu pada Dinasti Bani Umayyah terus mengucurkan air mata. Lalu, ia segera mendekapkan anaknya meskipun berpakaian lusuh dan kumal.

Khalifah Umar langsung mengecup kening bawah yang berada diantara kedua mata anaknya. Ia pun mendoakan anaknya itu. Kelak, anaknya menjadi orang paling zuhud sebagaimana ayahnya, Umar bin Abdul Aziz.

Seperti yang kita ketahui, Khalifah Umar bin Abdul Aziz seorang pejabat tinggi yang dikenal kezuhudan dan keadilannya. Umar bin Abdul Aziz memang layak dijadikan role model sepanjang zaman. Ia tegas dalam kepentingan pribadi dan kepentingan negara. Ia juga mengharamkan anggaran dan aset negara untuk memperkaya dirinya dan keluarganya.