Muslimahdaily - Selain sebagai istri Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam, Sayyidah Khadijah binti Khuwailid Radhiyallahu 'anha ini juga dikenal sebagai wanita pebisnis yang handal. Khadijah merupakan perempuan asal bangsa Quraisy. Sebelum menikah dengan Nabi Muhammad, Khadijah adalah seorang pedagang ulung. Bahkan pada masanya, ia terkenal sebagai pedagang wanita yang sukses.
Kesuksesan Khadijah sebagai pebisnis dapat dilihat dari banyaknya barang dagangan beliau. Bahkan, Khadijah memiliki barang dagangan yang lebih banyak daripada dagangan para pengembara Quraish. Layaknya pebisnis pada umumnya, Khadijah memiliki karyawan yang bertugas untuk menjualkan barang dagangannya. Dituliskan dalam buku Muhammad: His Life Based on the Earliest Sources karya Martin Lings, pada 595 M Khadijah membutuhkan rekan kerja untuk melakukan transaksi di Suriah.
Pada saat itulah, Khadijah bertemu dengan Rasulullah. Kala itu, Rasulullah berusia 25 tahun dan belum mendapatkan gelar Nabi. Melansir Republika, Khadijah saat itu membutuhkannya untuk melakukan transaksi di Suriah. Bahkan ia berani membayar Rasulullah sebesar dua kali lipat dari biasanya. Tak disangka, dengan sifatnya yang jujur dan dapat dipercaya, Rasulullah berhasil membuat bisnis Khadijah mendapatkan keuntungan dua kali lipat dari perkiraan awal.
Rahasia Sukses Bisnis Khadijah
Sebagai pemilik modal, Khadijah memang lebih sering mendelegasikan urusan bisnisnya kepada orang yang dipercaya. Sementara Khadijah sendiri lebih foksu melakukan negosiasi dan lobi kepada orang-orang yang mampu mengembangkan bisnisnya. Namun, ia tak pernah bosan memotivasi para pegawainya. Bersama dengan Rasulullah yang punya pribadi jujur dan intergritas tinggi, Khadijah mampu meraup untung yang besar.
Ternyata, jiwa bisnis seorang Khadijah turun dari sang ayah. Ayah Khadijah, Khuwailid bin Asad juga seorang pengusaha terkenal nan dermawan. Inilah salah satu faktor yang membentuk Khadijah menjadi seorang pebisnis hebat. Selain belajar dari sang ayah, Khadijah mampu mengelola harta warisan dengan sangat baik.
Selain pebisnis yang hebat dan handal, Khadijah juga merupakan seseorang yang murah hati. Ia kerap kali membantu orang-orang yang tidak mampu dengan memberikan makanan dan pakaian kepada mereka. Bahkan, bukanlah sebuah masalah bagi Khadijah ketika menginginkan Nabi Muhammad yang kala itu belum memiliki pemasukan yang cukup.
Lewat kisah Khadijah, kita belajar arti kemandirian. Khadijah pun tidak menuntut Rasulullah SAW untuk mencukupi kebutuhannya karena Khadijah dapat mencukupi kebutuhannya sendiri. Selain itu, kesuksesan selalu diiringi dengan niat, usaha dan doa pula. Walaupun Khadijah termasuk pebisnis sukses, hal tersebut tak membuatnya tinggi hati. Ia tetap mengulurkan tangannya untuk membantu banyak orang.
Bahkan Rasulullah pun berpesan agar kita meneladani Sayyidina Khadijah, beliau bersabda:
“Cukuplah bagimu empat wanita terbaik di dunia, Maryam binti Imran, Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad, dan Asiah, istri Firaun.” (HR Ahmad, Abdurrazaq, Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Hakim).