Muslimahdaily - Sebuah gunung menjulang tinggi di tengah padang yang gersang. Berdiri dengan gagahnya menjadi saksi cinta dua manusia. Sebab di sanalah, dua insan bertemu kali pertama membangun peradaban manusia.
Ialah Jabal Ar Rahmah atau gunung cinta, sebuah gunung di tengah Padang Arafah yang menyimpan kisah romantisme pertama di jagat raya. Kisah itu milik Adam dan Hawa yang ceritanya sangat terkenal di kalangan umat.
Bermula ketika Adam dan Hawa diturunkan ke bumi. Konon kisahnya, Adam dan Hawa diturunkan secara terpisah dan berjauhan. Adam di bagian barat dunia, tepatnya di tanah Arab, sementara Hawa di bagian timur dunia, atau di sekitar wilayah hindustan. Keduanya begitu berduka karena berpisah dengan orang terkasih sekaligus satu-satunya teman sehidup seperjuangan.
Adam mencari Hawa, pun Hawa mencari Adam. Keduanya menjelajahi bumi seorang diri, tak ada manusia lain di bumi yang luas ini. Betapa pilu dan sedih keduanya. Tempat asal mereka adalah surga yang indahnya tak terkira dan fasilitasnya luar biasa nyaman. Maka betapa terkejutlah mereka ketika mendapati bumi yang hanya dipenuhi kesulitan dan kesedihan.
Makin berlipatlah kesedihan itu ketika tak menjumpai satu-satunya teman, satu-satunya pasangan. Adam dan Hawa berlarian saling mencari, di tempat yang sangat asing. Hingga akhirnya, Malaikat membantu mereka bertemu. Di Jabal Ar Rahmahlah kebahagiaan pertemuan itu berlangsung, dengan haru biru, dengan kebahagiaan yang tak terkira perinya.
Sejak itulah kemudian Adam Hawa menjalani hidup bersama di bumi, meski berat. Saling tolong menolong mengurus pertanian dan peternakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Mereka tak lagi terpisah, menjadi suami istri yang bahagia dan melahirkan anak-anak penerus generasi manusia.
Sungguh kisah yang begitu romantis, terjadi di tengah Padang Arafah yang begitu panas lagi terik. Hanya saja, kisah pertemuan mengharu biru di Jabal Ar Rahmah tersebut ternyata masih diragukan ulama akan kebenarannya. Para ahli sejarah nabi tak mendapati satu pun riwayat tentang kisah tersebut.
Riwayat yang ada hanyalah mengabarkan tentang beratnya kehidupan Adam dan Hawa setelah diturunkan ke bumi. Sebagaimana dikisahkan dalam Qashashul Anbiya karya Ibnu Katsir. Begitu keduanya turun ke bumi, Adam diperintahkan untuk tinggal di tanah haram dan membangun baitullah. Sang nabi pertama pun menuruti kemudian hidup di sana bersama istri tercinta, Hawa.
Kisah ini berdasarkan riwayat Ibnu Jarir, dari Ibnu Abbas bahwasanya Allah dalam hadits qudsi berfirman, “Wahai Adam, sesungguhnya Aku memiliki tanah haram yang berhadapan dengan ‘Arsy-Ku. Pergilah ke sana dan bangunlah sebuah rumah untuk-Ku di sana. Lalu berthawaflah kamu di rumah tersebut, sebagaimana halnya malaikat-Ku berthawaf di ‘Arsy-Ku.”
Kemudian Allah mengutus satu malaikat kepada Adam untuk menunjukkan tempatnya dan mengajarkan cara manasik. Disebutkan bahwa setiap jejak langkah Adam kelak akan menjadi sebuah perkampungan.
Riwayat lain datang dari Ibnu Abbas bahwa makanan yang pertama kali dimakan oleh Adam dan Hawa di bumi adalah makanan yang dibawa oleh Jibril berupa tujuh biji gandum. Adam bertanya kepada Jibril, “Apa ini?” Jibril menjawab, “Ini berasal dari pohon yang telah Allah larang untukmu makan (ketika di surga).”
Adam lalu bertanya, “Lalu, apa yang mesti aku perbuat dengannya?” Jibril menjawab, “Tanamlah biji tersebut di tanah.”
Maka Adam menanamnya. Setiap biji dari biji-bijian tersebut tumbuh menjadi lebih dari seratus biji. Adam lalu memanennya, menumbuk, menggiling, mengadoni, dan membuatnya menjadi roti. Adam pun memakannya setelah melalui jerih payah dan usaha keras menanam dari biji.
Karena itulah kehidupan di bumi sebagaimana yang Allah firmankan, “Maka sekali-kali janganlah ia (iblis) mengeluarkan kamu berdua dari surga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka.” (QS. Thahaa: 117).
Adapun pakaian yang dikenakan Adam dan Hawa di bumi, disebutkan Ibnu Katsir, bahwa pakaian pertama yang mereka kenakan berasal dari bulu domba. Mulanya, Adam menyembelih domba, lalu memintal bulunya dan menenunnya, kemudian menjadikannya jubah untuk dirinya dan baju serta kerudung untuk Hawa.
Kisah romantis Adam dan Hawa justru terjadi ketika keduanya berjuang bersama di tanah kosong bernama bumi. Keduanya memulai hidup berdua, tanpa memiliki apapun, dengan kesulitan yang teramat sangat. Kisah ini begitu romantis terlepas dari kebenaran kisah pertemuan keduanya di Jabal Rahmah, di Padang Arafah. Wallahu a’lam.