Muslimahdaily - Sebagai seorang muslim kita wajib memiliki keyakinan akan terjadinya hari kabangkitan. Hal tersebut termasuk ke dalam rukun iman yang keenam. Maka, apabila seseorang tidak meyakini adanya hari kebangkitan, tidak sempurnalah imannya.

Sebagai seorang manusia, kita mungkin pernah berpikir bagaimana cara Allah membangkitkan orang-orang yang telah mati bertahun-tahun, pertanyaan ini wajar dan sangat manusiawi.

Tidak hanya kita yang berpikir tentang hal tersebut, ternyata Nabi Uzair juga pernah berfikir mengenai hari kebangkitan. Melalui Nabi Uzair, Allah memperlihatkan tanda-tanda kebesarannya. Ia menjadi saksi atas kebenaran adanya hari kebangkitan. Nabi Uzair adalah seorang Nabi dari Bani Israil, Dia-lah nabi yang mendapatkan amanah untuk menjaga kitab taurat.

Tertidur selama 100 tahun

Pernah suatu waktu, di siang hari yang sangat panas, Uzair yang kelelahan usai mengambil air untuk keledainya hendak beristiharat sebentar di sebuah perkampungan. Ia melihat keadaan di sekitarnya yang porak-poranda. Rumah-rumah hancur berantakan, tiang-tiang rubuh, pohon-pohon mati kehausan, dan tulang-tulang yang dikuburkan telah berubah menjadi tanah.

Saat itu tiba-tiba terbesit sebuah pertanyaan di dalam benaknya, “Bagaimana cara Allah membangkitkan negeri-negeri yang telah mati bertahun-tahun seperti perkampungan yang porak-poranda dihadapannya ini?”

Tak lama setelah pertanyaan itu terbesit di benaknya, Uzair diselimuti rasa kantuk yang luar biasa. Tak mampu lagi menahan rasa kantuk, Uzair pun akhirnya tertidur.

Pada saat itu Allah Subhanahu wa ta'ala mengutus malaikat Izrail untuk mencabut nyawa Uzair. Sementara keledai yang ada di sampingnya, dibiarkan hingga matahari tenggelam dan akhirnya keledai itu mati karena kelaparan.

Anak dan istri Uzair merasa cemas, karena sang ayah tak kunjung pulang. Penduduk desa beramai-ramai membantu mencari keluarga itu Uzair. Mereka mencari Uzair ke seluruh penjuru desa, tapi tak juga mereka menemukannya.

Berlalulah hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun, hingga mencapai satu abad lamanya. Allah berkehendak untuk mengutus malaikat membangkitkan Uzair kembali. Pemuda yang telah tertidur selama 100 tahun itu merasa kebingungan. Ia merasa tidak tidur terlalu lama. Paling lama hanya sehari semalam, atau paling tidak setengah hari.

Kebangkitan Uzair

Malaikat yang diutus untuk membangunkan Uzair bertanya, “Berapa lama kah kamu tertidur?”

Uzair menjawab, “Saya tinggal di sini sehari atau setengah hari”

Malaikat itu menjawab, “Sesungguhnya kamu telah tertidur disini seratus tahun. Allah telah mematikanmu agar engkau mengetahui jawaban dari pertanyaannmu ketika engkau merasa heran dari kebangkitan yang dialami oleh orang-orang yang mati.”

Awalnya Uzair merasa ragu. Namun, ketika ia memperhatikan sekelilingnya, ia melihat ada tulang belulang seekor keledai. Diperhatikannya dengan seksama, disinilah tempat terakhir kali ia meletakkan keledainya.

Cara Allah Membangkitkan Manusia

Melihat Uzair yang kebingungan, malaikat pun berkata, “Apakah engkau ingin melihat bagaimana Allah membangkitkan orang-orang yang mati? lihatlah ke tanah yang di sana terletak tulang belulang keledaimu.”

Kemudian dengan ajaib tulang-tulang keledai itu disusun kembali sesuai posisinya. Dibalut dengan daging setiap sendi dan lapisannya. Kemudian otot-otot syaraf daging bersatu sehingga daging melekat pada tulang keledai. Kemudian bulu-bulu halus menutupi setiap jengkal otot dan daging hingga akhirnya terbentuklah keledai. Malaikat memerintahkan agar roh keledai itu kembali padanya, lalu keledai itu kemudian bangkit dan berdiri. Ia mengangkat ekornya dan bersuara.

Nabi Uzair telah melihat tanda-tanda kebesaran Allah di hadapannya. Ia melihat bagaimana mukjizat Allah berupa kebangkitan orang-orang yang telah mati setelah mereka menjadi tulang belulang dan tanah.

Setelah melihat tanda kebesaran Allah di hadapannya Uzair berkata, “Saya yakin bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”