Muslimahdaily – Covid-19 adalah satu satu jenis wabah yang dibawa oleh virus corona yang diberi nama SARS-CoV2. Wabah ini tengah merebak sejak akhir tahun lalu, kasus dari wabah ini pertama kali ditemukan di Wuhan dan belum usai sampai penghujung tahun 2020. Kabar terbaru yang muncul dari Inggris, mengklaim bahwa virus ini kembali bermutasi menjadi virus yang diduga lebih menular.

Virus yang diduga merupakan salah satu kelompok dari wabah SARS pada tahun 2002 silam ini telah menelan banyak korban di seluruh dunia, perkembangannya yang dideteksi menular melalui percikan air liur ini belum ada obat khusus yang disarankan. Beberapa peneliti dari berbagai negara tengah berusaha menguji dan mengembangkan vaksin untuk menguatkan imun, sebab virus ini menyerang bagian organ dan imunitas tubuh.

Belum selesai mengembangkan vaksin, 5 negara di dunia, Inggris, Singapura, Malaysia, Jepang, dan Lebanon mengonfirmasi adanya kasus varian baru virus corona yang terdeteksi dari sampel pasien positif Covid-19.

Ketua Pokja Genetik FK-KMK UGM, dr. Gunadi dilansir dari Detik Health mengatakan bahwa ada hasil analisis genomik dari Virus Corona yang menunjukkan sekelompok mutasi (varian baru) pada lebih dari 50 persen kasus Covid-19 di Inggris, “Varian ini dikenal dengan nama VUI 202012/01 (Variant Under Investigation (varian yang sedang diselidiki), tahun 2020, bulan 12, varian ke-1).”

Persebaran varian baru corona tersebut telah terdeteksi sebanyak 1.2 persen, di mana 99 persen varian tersebut datang dari Inggris. Virus ini dapat menyebabkan hasil negatif yang palsu bila tidak diperiksa secara teliti sebab PCR untuk diagnosis infeksi Covid-19 yang mendeteksi kombinasi beberapa gen pada virus corona harus sesuai dengan gen-nya. Misalnya, gen N, gen orf1ab, gen S, dengan adanya virus tersebut terdiri dari multipel mutasi pada protein S maka saat didiagnosis Covid-19, pasien sebaiknya menggunakan gen S.

“Mutasi (varian baru) ini diduga meningkatkan transmisi antar manusia sampai dengan 70 persen, namun belum terbukti jika virus ini lebih berbahaya/ganas juga belum terbukti akan mempengaruhi efektivitas vaksin corona yang sudah ditemukan,” ujar dr. Gunadi. Hal ini membuat peran surveilans genomik menjadi sangat penting dalam rangka mengidentifikasi mutasi baru dengan cara melacak asal virus pada pasien yang mengidap mutasi tersebut.

Dengan melakukan penelitian lebih lanjut, masyarakat diminta untuk lebih waspada dan tetap mematuhi protokol kesehatan, meskipun mutasi baru sudah terdeteksi, namun dampaknya belum jelas sehingga pencegahan yang diarahkan sesuai dengan saat di mana wabah Covid-19 menyebar ke pelosok dunia dengan gaungan 3M (mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak) agar penyebaran bisa dicegah lebih lanjut. dr. Gunadi juga menghimbau masyarakat untuk tidak menyikapi kabar mengenai mutasi ini dengan berlebihan.

Untuk meningkatkan kewaspadaan itu, diharap masyarakat dapat mengenal 7 gejala varian baru corona dilansir dari Times of India berikut ini,

- Kelelahan

- Kehilangan selera makan

- Sakit kepala

- Diare

- Kebingungan

- Nyeri otot

- Ruam pada kulit

Jika mengalami beberapa gejala di atas, sebaiknya melakukan isolasi mandiri dan melakukan tes. Meskipun penyebarannya meluas, virus ini dikendalikan dari jenis yang sama sehingga pencegahannya tetap sama, hanya dibedakan melalui cara diagnosis dan gejala yang ditimbulkan.