Muslimahdaily - Aplikasi Smartphone Islami yang berbasis di Singapura, Muslim Pro, membantah tuduhan bahwa mereka menjual data pribadi penggunanya ke militer Amerika Serikat.
Dalam laporan Vice Media yang diterbitkan pada hari Senin (16/11), militer AS membeli informasi pribadi yang dikumpulkan dari aplikasi di seluruh dunia, termasuk Muslim Pro, yang memiliki lebih dari 98 juta unduhan di seluruh dunia dan menampilkan layanan seperti perpustakaan Alquran online serta waktu sholat.
Dalam pernyataan pers, Muslim Pro membantah menjual data pribadi apapun kepada Militer AS dan mereka mengklaim bahwa laporan media tersebut tidak benar.
Ketua komunitas Muslim Pro, Zahariah Jupary, mengatakan bahwa berita yang beredar tidak benar. "Perlindungan dan penghormatan privasi pengguna kami adalah prioritas utama Muslim Pro. Sebagai salah satu aplikasi Muslim paling tepercaya selama 10 tahun terakhir, kami mematuhi standar privasi dan peraturan perlindungan data yang paling ketat, dan tidak pernah membagikan informasi identitas pribadi apa pun." (Sraitstimes 18/11)
Dilansir dalam akun Twitter Muslim Pro, mereka juga menyatakan hal serupa dan menyatakan bahwa pernyataan tersebut tidak benar.
Dalam Vice yang melaporkan bahwa militer AS membeli data Muslim Pro melalui data pihak ketiga yang disebut X-Mode. Muslim Pro mengonfirmasi bahwa mereka telah mengakhiri kemitraan dengan semua partner datanya, termasuk X-Mode.