Muslimahdaily – Fotografer Katolik asal Amerika, Kyna Uwaeme, membuat sebuah kampanye melalui karya-karya fotonya yang mengundang kontroversi sekaligus pujian. Proyek foto tersebut mengusung kesalahpahaman, tantangan serta kebahagiaan menjadi seorang muslim khususnya muslimah di Amerika. Dalam proyek foto tersebut, menggambarkan tiga perempuan muslim yang berasal dari latar belakang berbeda-beda. 

Ketiga muslimah tersebut bernama Alishba, Aissatu dan Aya. Mereka membalut diri dengan busana bernuansa warna alam dan dipercantik dengan hijab berwarna keemasan yang mengkilap.  Di beberapa foto yang terpampang, mereka berpose dengan sikap tenang di hadapan kamera. Seolah mereka memiliki kekuatan dari dalam diri yang memancar. 

Di lain gambar, para muslimah itu berpose sembari saling menggandengkan tangan, berpelukan dan saling bersandar satu sama lain, berkomunikasi dengan bahasa tubuh mereka layaknya teman lama. “Meski mereka tidak mengenal satu sama lain, tetapi mereka telah memiliki ikatan layaknya saudara. Mereka mengalami pertarungan yang sama dan saya pikir itulah yang menguatkan dan menghubungkan mereka, “ tutur Uwaeme seperti yang dilansir dari The Huffington Post. 

Uwaeme mengatakan, proyek tersebut bertujuan untuk menjembatani pemisah antara pemahaman orang-orang barat terhadap Islam dan orang-orang Afrika terhadap Islam. Meski pada awalnya dia tidak memfokuskan diri pada para remaja muslimah, tetapi respon paling banyak datang dari para remaja muslimah. Dia mengaku, mengumumkannya melalui akun Instagram pribadinya untuk bekerja sama dalam proyek tersebut. “Remaja lebih terbuka saat bekerja dengan saya,” ungkapnya. 

Selain itu, Uwaeme mengaku penasaran dengan ajaran islam yang sesungguhnya. Sebab, selama ini berita yang dia dengar tentang Islam kerap kali mengenai teroris, kekerasan dan Islam yang seolah menjadi wabah di Amerika. “Saya hanya ingin mengetahui agama ini lebih jauh dan siapa tahu di luar sana ada yang mau mempelajarinya lebih jauh lewat karya foto ini,” paparnya.  

Uwaeme menggambarkan Alishba, Aissatu dan Aya sebagai sosok muslimah yang tidak menyerah pada keadaan. Setiap dari mereka telah melewati berbagai rintangan, seperti diskriminasi, kebencian serta ketidakpahaman akan islam. “Saya sering disebut ‘seorang teroris’, ‘immigran’, ‘putrinya Osama bin Laden’ dan lain-lain. Hinaan macam apa itu. Dan hampir setiap hari saya mendapat tatapan aneh itu dari mereka,” ungkap Alishaba. 

Meski mereka kerap mendapat tindakan diskriminatif, namun ketiganya tetap bangga menjadi seorang muslim. “menjadi seorang muslim mewakili kecintaan saya kepada Allah dan nabi Muhammad. Islam memberikan saya kekuatan dan harapan” ujar Aslishaba. Aya juga menambahkan, menjadi muslim di Amerika berarti harus mampu menempatkan keyakinan mereka dengan tepat dan sesuai. “Artinya menjadi muslim di sini menjadi perwakilan dari harapan, cinta dan kedamaian. Seperti itulah islam,” paparnya. 

Melalui karya fotonya, Uwaeme berharap dapat menyebarkan pemahaman Islam yang baik dan benar di saat sentiment terus berdatangan. “Saya memang tidak banyak paham soal politik, tetapi dengan karya ini saya hanya berharap semua orang dapat menerima satu sama lain. Kita harus menyadari bahwa kita semua sama,” tuturnya.