Muslimahdaily – Perjalanan menelurkan album lagu secara mandiri membutuhkan berbagai halang rintang bagi Chiki Fawzi. Meski terlahir dari seorang ayah penyanyi, dara kelahiran Jakarta, 28 Januari 1989 ini bahkan tidak meminta bantuan sedikit pun dari sang ayah tercinta untuk mewujudkan mimpinya.
Namun, jauh sebelum menelurkan albumnya, Chiki terjun dalam dunia animasi. Lulusan Multi Media University di Selangor, Malaysia itu sempat mencicipi berkarya sebagai animator. Dia bahkan pernah menjadi salah satu animator di balik layar film kartun Upin Ipin di perusahaan Las Copac. Dia dipercaya memegang posisi tetap sebagai komposter yang menangani efek visual.
Chiki mengaku kehidupan sebagai seorang animator tidak mudah. Dia mengalami berbagai pengalaman suka duka selama bekerja di perusahaan animasi orang asing. “Aku bisa kerja sampe tengah malam. Jadi kadang bisa sampai nginap di kantor. Malahan sampai tidur di bawah kolong meja. Karena kerjanya yang banyak dan jamnya ketat,” kenangnya. Meski begitu, Chiki senang dapat bekerja di bidang animasi.
Sejak kecil, Chiki mengaku sudah gemar membuat karya. Melukis dan membuat prakarya dari bahan daur ulang sudah menjadi hobi yang melekat dalam diri Chiki. “Makanya pas kuliah aku pengen ambil jurusan seni di ITB, tapi kedua orangtua kurang setuju, akhirnya ambil jurusan yang setipe berhubungan dengan animasi,” tuturnya.
Selama bekerja di perusahaan animasi asing, Chiki mengaku mendapatkan banyak ilmu baru. Untuk itulah, selepas bekerja di sana, dia pun kembali ke Indonesia dengan tujuan membuat self company. “Aku mengajak teman-teman yang sevisi. Buat perusahaan animasi juga, namanya waktu itu Monso House,” ungkapnya.
Jatuh bangun membangun perusahaan mandiri bukan hal yang mudah. Chiki mengaku kerap mengalami rugi dalam memulai bisnis animasinya. “Maklum waktu itu masih buta soal ilmu bisnis. Selain itu kami hanya berlima, padahal di dunia animasi membutuhkan orang yang banyak,” tuturnya.
Selain itu, eksistensi animasi di Indonesia juga belum terlalu mendapat tempat di hati masyarakat. “Masih banyak yang menganggap animasi itu nggak terlalu dibutuhkan. Karena seluruh proses beserta alat dan perlengkapannya kan mahal,” ujarnya.
Merasa tidak menguntungkan, Chiki beserta teman-temannya pun memutuskan untuk membubarkan perusahaan animasi mereka. “Sedih sih. Sempat galau waktu itu. Tapi, karena merugi akhirnya kami bubarkan. Kami pun berkarir sendiri-sendiri” ucapnya.
Sempat jatuh, tidak membuat Chiki bersedih lama-lama. Tanpa menunggu lama, putri kedua dari Ikang Fawzi dan Marissa Haque ini segera mendapat tawaran untuk membawakan acara TV. “Awalnya sih ragu, tapi dicoba dulu deh. Eh nggak tahunya ketagihan hehehe,” katanya.
Selain itu, Chiki tidak melupakan hobinya di bidang seni. Dia juga kerap mengerjakan pesanan mural untuk melampiaskan hobinya. “Biasanya aku lakukan waktu weekend. Kerjanya bisa dari pagi sampai malam. Capek sih, tapi aku suka. Bisa eksplorasi kreativitas dan ketemu orang-orang baru juga” ungkapnya.
Hingga suatu hari, seorang temannya mengingat Chiki. “Waktu itu ditanya, sebenarnya lebih suka melakukan yang mana? Supaya lebih fokus, Tanya temenku suatu hari,” tuturnya. Dia pun langsung menjawab, musik! Chiki mengaku sangat bergairah saat bernanyi dan membuat lirik lagu.
“Sebenarnya suka nyanyi juga dari kecil. Bahkan sering ngeband waktu kuliah. Sampai suatu hari aku lihat video teman yang membuat lagu sendiri dan memasarkannya sendiri. Saat itu langsung bilang I wanna be like her!,” tegasnya.
Dari sana Chiki pun mulai menyeriusi karirnya di bidang musik. Dia bahkan membuat syair lagu, konsep musik dan membayar seluruhnya secara mandiri. “Orangtua aku dukung secara doa dan kasih sayang. Semua termasuk rekaman, konsep dan membayar player aku kerjakan sendiri,” tuturnya.
Tepat 30 Maret 2016 album perdana Chiki pun diluncurkan. Album berjudul ‘Dimulai Dari Mimpi’ itu berisi delapan lagu. “Rasanya seneng banget bisa meluncurkan album mandiri. Nggak pakai perusahaan rekaman. Itu perjuangan banget,” ungkapnya.