Muslimahdaily - Traveling bersama keluarga merupakan salah satu cara mendekatkan prbadi satu sama lain. Bagi beberapa orang, traveling bersama keluarga juga menjadi cara dalam mempelajari anggota keluarga lainnya. Dari traveling lah, kita akan lebih mengenal pribadi suami, anak, atau keluarga lainnya.

Namun bagi beberapa orang, traveling bersama keluarga, terlebih bersama anak yang masih kecil merupakan hal sulit. Anak yang rewel dan belum lagi banyak permintaan dinilai sebagai tugas yang akhirnya memberatkan. Jika sudah demikian, bayang-bayang liburan menyenangkan hati justru berkahir malapetaka. 

Kesulitan traveling bersama anak yang kemudian berhasil ditepis oleh Fifi Alvianto. Ibu 2 anak ini memang aktif berpergian bersama anak dan suaminya. Agar liburan bersama keluarga tetap berakhir menyenangkan, Fifi membagikan beberapa tips. Simak tipsnya berikut ini.

1.Siap bersusah ria

Tak dapat dipungkiri, traveling bersama anak memang hal sulit. Anak yang merasakan perbedaan budaya yang baru memang dinilai Fifi merepotkan. Contohnya, anak yang biasanya makan nasi, ketika traveling dituntut makan kentang. Karena hal tersebut, anak bisa jadi rewel. Maka dari itu, orangtua harus siap bersusah payah.

“Pastiin kita siap bahwa kita akan mengahadapi hal yang berat. Anak pasti akan lebih rewel dan cranky. Mereka (anak-anak) biasanya susah makan, karena mungkin perbedaan culture,” ucap Fifi saat diwawancarai beberapa waktu lalu.

2.Maksimalkan sesuatu dengan hal simple

Saat traveling pun tak lepas dari keperluan anak yang banyak dan beragam. Jika tak bijak, orangtua justru akan kesulitan. Oleh karena itu, sebaiknya orangtua hanya memebawa keperluan yang benar-benar penting dan menjadi prioritas utama. Dengan demikian, orangtua dan anak pun akan lebih maksimal menjalani traveling.

“Kalau packing, jangan semua dibawa. Bawa seadanya, nanti kalau nggak ada, tinggal beli di sana. Meminimalkan bawaan supaya kita maksimal di sana saat traveling,” tutur ibu yang sudah menjadi blogger sejak tahun 2006 ini.

3.Atur rencana

Traveling bersama anak tak bisa lagi diatur secara dadakan. Rencanakan wisata sejak jauh hari. Menurut Fifi, hal ini dilakukan karena ada beberapa tempat wisata yang gratis bagi anak-anak, dan ada juga tempat wisata yang berbayar.

“Googling dulu sih, nggak bisa tiba-tiba kita baru rencanain pas di sana. Kalau bawa anak, harus tau tempat itu untuk anak berapa sampai berapa. Karena kadang ada tempat yang nggak bisa didatangi anak-anak. Udah gitu budgeting liburan juga berdasarkan tempat yang akan kita tuju. Ada tempat yang untuk anak-anak gratis, tapi juga ada tempat yang anak-anak harus bayar penuh,” ujar Fifi.

4.Me time

Membawa anak serta saat traveling berarti tak akan lepas dari rengekannya. Biasanya jika sudah demikian,  fokus orangtua jadi terganggu dan menghilklangkan mood liburan. Yang perlu diperhatikan, orangtua harus mempunyai waktunya sendiri. 

“Misalkan anaknya susah diajak ngapa-ngapain, ya kita jangan nurutin mereka terus. Kita harus nurutin kemauan kita sendiri. Supaya kita punya me time. Kalo anaknya mulai rewel, yaudah biarin. Kalau ujung-ujungnya nenangin anaknya dulu, itu namanya bukan liburan sih,” tambah Fifi. 

Walaupun akan terasa lebih melelahkan, traveling bersama anak akan mencipatakan kenangan yang beda dari biasanya. Menurut Fifi, melihat anak belajar sesuatu yang baru saat traveling justru akan menghilangkan rasa lelah itu sendiri.

“Rasa penasaran anak yang akhirnya mengalahkan rasa ribetnya kita,” aku Fifi.