Muslimahdaily - Gejala setengah sadar dan tidak bisa bergerak saat tidur, di Indonesia biasanya dikenal dengan istilah ‘rep-repan’ atau ‘ketindihan’. Bagi sebagian orang, perisitwa ini sering kali dikaitkan dengan hal-hal gaib. 

Namun ternyata, fenomena ini memiliki bahasa ilmiah yang disebut dengan sleep paralysis. Kondisi ini dapat membuat seseorang terbangun dan sulit untuk tidur kembali.

Sleep paralysis terjadi ketika bagian otak terjaga, namun bagian tubuh lainnya masih tertidur. Sehingga, ketika seseorang sedang mengalami kondisi ini dan mencoba untuk bergerak, maka badan akan ‘freeze’ selama beberapa detik, bahkan menit.

Melansir dari Hellosehat.com, Rabu (22/7), sleep paralysis termasuk salah satu gangguan tidur. Kondisi ini dapat menyebabkan seseorang merasa ketindihan, tidak dapat bergerak dan biasanya diikuti dengan halusinasi seperti ada seseorang yang mengawasi serta perasaan tubuh berputar atau melayang.

Secara umum, kondisi ini terjadi pada orang yang kurang tidur, mengalami perubahan jam tidur, atau memiliki penyakit narkolepsi. Kondisi ini sebenarnya tidak berbahaya, hanya saja akan menimbulkan ketakutan serta kecemasan sehingga akan sulit untuk tidur kembali.

Masih melansir dari laman yang sama, dr Patricia Lukas Goentoro, menyatakan bahwa saat menghadapi sleep paralysis maka sebaiknya hadapilah dengan tenang. Jangan panik atau melawan karena sensasi ‘ketindihan’ akan semakin bertambah parah.

Tenangkan diri terlebih dahulu dengan mengatur napas, lalu gerakkan jari tangan atau kaki secara perlahan. Cara ini dapat membantu untuk melepaskan diri dari sleep paralysis.

Satu-satunya cara untuk mengatasi kondisi ini agar tidak terjadi lagi adalah dengan menerapkan kebiasaan tidur yang baik, di antaranya:

1. Tidur cukup

Kurangnya waktu tidur menjadi salah satu penyebab sleep paralysis. Untuk mencegah agar tidak terjadi lagi sleep paralysis maka sebaiknya pastikan waktu tidur agar cukup.

Secara umum, seseorang membutuhkan tidur selama 6 hingga 8 jam per hari. Untuk memastikan waktu tidur cukup, maka sebaiknya hindari semua hal yang bisa mengganggu jam tidur, seperti:

• Minum kopi di sore hari atau minum alkohol menjelang tidur

• Makan dalam porsi besar di malam hari

• Memainkan ponsel di kasur menjelang tidur

• Melakukan olahraga 2 jam sebelum tidur

2. Tidur dan bangun di jam yang sama

Terapkan jam bangun dan tidur di waktu yang sama setiap harinya. Hal ini dapat dilakukan untuk menghindari sleep paralysis. Walaupun libur sekalipun, sebaiknya tetap pastikan untuk bangun dan tidur di jam yang sama.

Terbiasa bangun dan tidur di jam yang sama, mendukung jam biologis tubuh dan keseluruhan fungsi tubuh. Kebiasaan ini juga dilakukan agar terhindar dari tidur yang terlalu malam atau bangun terlalu siang, yang tentu saja akan berisiko membuat seseorang kurang tidur atau tidur berlebihan sehingga memicu sleep paralysis.

3. Lakukan perawatan lanjutan

Kedua cara di atas umumnya berhasil untuk mengatasi sleep paralysis. Namun, untuk beberapa kasus, seseorang yang mengalami kondisi ini terus-menerus, membutuhkan perawatan dokter. Terutama pada orang yang memiliki narkolepsi, restless leg syndrome, atau masalah kejiwaan yang menyebabkan insomnia.

Seseorang dengan kondisi tersebut di atas, membutuhkan obat-obatan untuk mengurangi gejala, sehingga dapat tidur lebih baik. Obat yang diberikan biasanya adalah antidepresan.

Terapi juga mungkin dibutuhkan untuk mengurangi stres dan meringankan gejala sehingga tidur tidak lagi terganggu.

Ketiga cara di atas dapat dilakukan untuk membantu melepaskan diri dari sleep paralysis. Semoga bermanfaat.