Muslimahdaily - "Pantas saja kamu gendut!", "Kok kamu jadi tambah hitam, sih?", "Ih, kok kamu tambah gendut!" Kata-kata di atas sudah tidak asing lagi. Tak heran, ketika mendengarnya, seseorang langsung memimpikan punya tubuh idaman yang diinginkan banyak orang, terutama kaum wanita.
Mereka takut dengan pandangan remeh orang dengan bentuk tubuhnya apalagi dengan tubuh yang kurus, gemuk, atau wajah yang tidak cantik sekalipun.
Percaya atau tidak, salah satu fenomena ini mirip dengan Bullying yang seringkali terjadi yang disebut Body Shaming. Menurut Oxford English Dictionary, body shaming atau fat shaming / thin shaming yaitu tindakan memalukan dari seseorang yang mengomentari, mengkritik bahkan sampai mencela tentang bentuk, warna atau ukuran tubuh orang lain.
Body Shaming tidak hanya dilakukan secara langsung, perilaku ini juga dapat dilakukan di media sosial. Perilaku ini bahkan sudah dianggap hal biasa, mereka sebagai pelaku tak tahu dampak yang diakibatkan dari perbuatannya tersebut.
Tentu saja, perilaku seperti ini menimbulkan dampak. Bukan sesuatu yang positif bahkan dampak negatif yang didapat. Apalagi sudah menyakiti secara psikis dari dalam diri orang tersebut, khususnya untuk korban Body Shaming, antara lainnya :
1.Berdampak pada sisi psikologis
Penelitian menemukan, Body Shaming yang dilakukan masyarakat tidak terlihat secara fisik. Tapi berpengaruh besar pada mental dan psikologis seseorang. Bahkan lebih buruknya dapat berdampak bunuh diri karena depresi yang dialami.
2.Merasa kesepian yang lebih besar
Ternyata selain berkurangnya rasa percaya diri secara psikologis, seseorang yang terkena Body Shaming menjadi merasa tidak ada dukungan dari dalam dirinya sendiri mengenai bentuk tubuh yang dimilikinya. Pun ia tidak maerasakan dukungan tersebut dari orang lain.
( Baca Juga : Perhatikan 9 Hal Ini Sebelum Menggunakan Softlens)
3.Beban penyakit akan lebih besar
Khusus untuk yang juga mengalami Fat Shaming / Body Shaming, ia akan melalukan diet paksa tanpa anjuran dokter. Hal ini pastinya membuka peluang lebih besar dirinya terserang berbagai penyakit.
4.Korban menjadi tertutup
Seseorang yang terkena Body Shaming akan mengalami kesulitan untuk menjalin relasi atau komunikasi dengan orang-orang sekitar.
5.Mengalami gangguan psikosomatis
Korban akan mengalami emosi yang naik-turun dengan perilaku orang yang melakukan Body Shaming terhadapnya. Gangguan psikosomatis yaitu gangguan fisik yang dipengaruhi emosi, contohnya pusing, sakit perut, mual, dan gangguan tidur.
Dampak yang terjadi bukan hanya menimpa dari korban saja. Untuk pelaku juga mendapatkan dampak negatifnya. Yang sering terjadi, pelaku akan mengalami gangguan depresi serta kecemasan. Juga, tidak perlu disangkal lagi, pelaku dapat melakukan tindakan krimial dan menjadi pelaku kekerasan dalam rumah tangga.
Jadi untuk menghindari kejadian tersebut, kita harus bisa menerima diri sendiri dan bersyukur. Dengan menerima diri sendiri, kita pun tidak akan terdorong untuk membicarakan bentuk, ukuran, dan penampilan seseorang.
Stop body shaming and start to love yourself !