Muslimahdaily - Prasangka buruk terhadap orang lain seringkali hinggap dihati, tuduhan tanpa konfirmasi dan bukti, tersebar dari mulut ke mulut. Berawal dari prasangka dan berujung Fitnah.
Berburuk sangka adalah prilaku yang tercela dan sangat dilarang dalam islam.
Allah memerintahkan kepada orang – orang yang beriman agar hati – hati bahkan menjauhi prasangka buruk.
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain”( QS. Al-Hujuraat: 12)
Nabi Muhammad SAW, juga bersabda.
“Jauhilah prasangka, karena prasangka itu adalah perkataan yang paling dusta”
(HR. Bukhari-Muslim)
Abu Bakar bin Abdullah Al-Muzani dalam kitab Tahdzib At-Tahdzib, beliau berkata,
“Hati-hatilah kalian terhadap perkataan yang sekalipun benar, kalian tidak akan diberi pahala. Namun, apabila kalian salah, kalian berdosa. Perkataan tersebut adalah berprasangka buruk terhadap saudaramu.”
Dalam sebuah riwayat dikisahkan, Ada sebuah kejadian dimana Sufyan bin Husain menyebutkan kejelekan (su’udzon) seseorang di hadapan Iyas bin Mu’awiyyah. Setelahnya, Iyas memandangi wajah Sufyan dengan seksama,
“Apa kamu pernah ikut memerangi bangsa Romawi?”
Sufyan menggeleng. Iyas bertanya lagi,
“Kalau memerangi bangsa Sind, India atau Turki?”
Sufyan menggeleng lagi.
Kemudian, Iyas berkata, “Apakah layak, bangsa Romawi, Sind, India dan Turki selamat dari kejelekanmu (su’udzon) , sementara saudaramu yang muslim tidak selamat dari kejelekanmu (su’udzon)?”
Setelahnya, Sufyan bin Husain tak pernah mengulangi perbuatan berprasangka buruk lagi.
Ada pun kiat jitu agar terhindar dari prasangka buruk, telah diajarkan oleh Abu Hatim bin Hibban Al-Busti dalam kitab Raudhah Al-'Uqala, yakni menyibukkan diri untuk memikirkan keburukan diri sendiri, sehingga ketika melihat keburukan yang sama pada orang lain, kita akan merasa hina, seakan bercermin pada keburukan sendiri. Sebaliknya, jangan sibuk mencari keburukan orang lain, karena akan membutakan kita terhadap keburukan diri sendiri.
Abu Qilabah Abdullah bin Yazid Al-Jurmi yang diabadikan dalam kitab Al-Hilyah karya Abu Nu’aim (II/285),
“Apabila ada berita tentang tindakan saudaramu yang tidak kamu sukai, maka berusaha keraslah untuk mencari alasan (pembenaran) untuknya. Apabila kamu tidak mendapatkan alasan (pembenaran) untuknya, maka katakanlah pada dirimu sendiri, ‘Aku kira, saudaraku mempunyai alasan yang tepat sehingga melakukan perbuatan tersebut’.”
Semoga Allah selalu menjaga hati kita dari prasangka buruk yang dapat menjerumuskan kedalam kedustaan yang berbuah dosa.