Muslimahdaily - Muslim dalam sejarahnya memiliki banyak peranan dalam ranah kehidupan manusia. Salah satunya adalah dunia kesehatan dan kedokteran. Para ilmuwan muslim pada abad pertengahan gencar dalam meneliti dan menemukan banyak hal. Banyak penemuan di antaranya bahkan menjadi acuan dan dasar bagi penelitian yang dilakukan ilmuwan barat.
Seperti yang sudah banyak diketahui, Ibnu Sina dikenal sebagai “father of doctor”. Sumbangsihnya dalam dunia kedokteran terutama pembedahan tak dapat terbantahkan lagi. Kurang lebih sebanyak 450 buku telah ia tulis. Karyanya yang paling terkenal adalah “Qanun fit Al-Thib” atau The Canon of Medicine. Sebuah ensiklopedia yang berisi jutaan item kata dalam dunia pengobatan yang hingga abad ke-18 dijadikan sebagai rujukan.
Ibu Sina yang juga dikenal sebagai Avicenna merupakan orang pertam yang dapat menggambarkan anatomi tubuh secara lengkap. Ilmuwan yang lahir pada 980 masehi ini juga orang yang pertama kali berhasil melakukan terapi kanker. Ibu Sina melakukannya dengan metode bedah yang disertai dengan pemotongan dan pembersihan pembuluh darah.
Dalam bidang lain, Ibnu Sina berkontribusi pada penemuan aromaterapi. Ia melakukan penyulingan uap air dari tanaman untuk membuat minyak esensial yang dapat dijadikan obat untuk pasiennya.Ibnu Sian juga memberikan sumbangsih besar dalam bidang hirudoterapi, pengobatan menggunakan lintah. Lainnya, ia juga memperkenalkan berbagai pengobatan menggunakan tumbuh-tumbuhan.
Ilmuwan muslim lainnya adalah Ibnu Qasim Al-Zahrawi atau Abulcasis. Ia lahir pada 936 masehi di dekat Kordoba, Spanyol. Sumbangsihnya sangat besar pada bidang penemuan peralatan bedah. Al-Zahrawi menulis “Al-Tasrif”, kumpulan praktik kedokteran terutama mengenai gigi dan kelahiran anak. Dalam karyanya tersebut ia juga menjelaskan tentang ilmu bedah, orthopedi, opthalmologi, farmakologi, serta ilmu kedokteran secara umum. Berkat karyanya tersebut, ia mendapat gelar “Bapak Ilmu Bedah Modern”.
Al-Zahrawi juga turut berperan dalam biang litotomi. Ia merupakan orang pertama yang berhasil melakukan pencabutan saluran kencing dan batu ginjal menggunakan peralat baru. Ia y ang pernah menempuh pendidikan di Universitas Kordoba ini pernah menjadi dokter istana pada masa Khalifah Abdel Rahman III.
Ada lagi Abu Bakar Muhammad bin Zakaria ar-Razi yang lahir pada 865 masehi. Dalam sebuah- karya yang berjudul “The Valuable Contribution of Ar-Razi (Rhazes) to the History of Pharmacy”, menyebutkan bahwa Al-Razi merupakan dokter pertama yang mengenalkan penggunaan cairan kimia untuk pengobatan diantaranya adalah alkohol,belerang, temabaga, merkuri, zak kapur dan lainnya.
Dokter yang juga dikenal sebagai Rhazes ini adalah orang pertama yang memperkenalkan pengobatan dengan metode kemoterapi. Ia dan Ibnu Sina juga dikenal sebagai dokter yang menggunakan pendekatan-pendekatan psikologi Islam dalam menangani pasien dengan gangguan mental. Ar-Razi juga merupakan dokter istana Pangeran Abu Saleh Al-Manshur dan dokter kepala di RS Baghdad.
Selanjutnya ada Ibnu Rusd. Melalui karyanya yang bertajuk “Al-Kulliyat fi Al-Tibb” dan “Al-Taisir” membahas tentang garis besar ilmu kedokteran. Dalam bukunya tersebut, ia menyebutkan bahwa seseorang tidak akan terkena cacat dua kali. Ibnu Rusyd juga dokter pertama yang mengemukakan ilmu jaringan tubuh (histologi).
Selain ilmuwan-ilmuwan di atas, masih ada ilmuwan muslim yang berkontribusi besar dalam dunia kedokteran. Ia adalah Ali bin Isa Al-Kahal. Ia merupakan ilmuwan yang berjasa pada bidang kesehtan mata. Karyanya yang berjudul “Tashkiratul Kahhalin” atau Catatan Seorang Ahli Mata menjadi salah satu buku rujukan tentang penyakit mata pada abad pertengahan.