Penuh Kesabaran, Inilah Kisah Nabi Ayyub Saat Menghadapi Penyakitnya

ilustrasi ilustrasi

Muslimahdaily - Nabi Ayyub adalah seseorang yang kaya raya dengan berbagai kepemilikan, dari mulai budak belian, hewan-hewan peliharaan hingga tanah yang luas yang terletak di wilayah Batsniya, negeri Hawran. Begitu kata para ulama tafsir dan ahli biografi menggambarkan kekayaan Nabi Ayyub.

Bahkan Ibnu Asakir meriwayatkan bahwa wilayah itu semuanya dimiliki oleh Nabi Ayyub. DIkatakan pula bahwa ia memiliki istri dan keturunan yang cukup banyak.

Namun, suatu ketika Allah mencabut semua kenikmatan itu dari Nabi Ayyub. Ia diuji dengan berbagai penyakit yang menggerogoti tubuhnya, hingga tak ada lagi anggota tubuh yang sehat kecuali hati dan lisannya. As-Suudi mengatakan bahwa penyakit itu menggerogoti keseluruhan tubuhnya, hingga tak ada yang tersisa kecuali tulang dan urat-uratnya saja.

Penyakitnya terus berlarut hingga tak ada yang mau duduk bersamanya, ia pun kemudian dijauhkan oleh masyarakat sekitar. Ia bahkan diusir dari negerinya sendiri dan dilemparkan bersama sampah.

Hubungannya dengan manusia benar-benar terputus, tak ada yang merasa kasihan padanya, kecuali sang istri yang senantiasa sabar dan berada di sisi Nabi Ayyub untuk merawat suaminya. Bahkan, wanita ini rela untuk bekerja dengan orang lain demi memenuhi kebutuhan keluarga.

As-Suudi mengatakab bahwa penyakit itu menggerogoti keseluruhan tubuhnya, hingga tak ada yang tersisa kecuali tulang dan urat-uratnya saja.

Mengenai jangka waktu lamanya ujian yang dialami Nabi Ayyub ini para ulama berbeda pendapat. Pendapat dari Wahab mengatakan bahwa penyakit yang dialami Nabi Ayyub hanya berlangsung selama tiga tahun saja. Sedangkan riwayat Anas menyebutkan bahwa Nabi Ayyub diuji selama 7 tahun beberapa bulan. Sedangkan riwayat dari Humaid menyebutkan bahwa Nabi Ayyub mengidap penyakit yang langka pada saat itu selama delapan belas tahun.

Terlepas dari berapa lama ujian tersebut menimpa Nabi Ayyub, ia adalah sosok manusia yang memiliki keimanan dan ketaatan kokoh sehingga seberat apapun hidupnya, ia tetap bersabar, interospeksi diri dan tawakkal kepada Allah. Bahkan saat kondisinya yang menyedihkan. tangannya, hai dan lisannya masih ia gunakan untuk berdzikir kepada Allah siang, malam, sore dan pagi hari.

Salah satu bentuk kesabarannya juga dituliskan dalam riwayat As-Suudi dalam tafsir Ibnu Katsir, bahwasannya saat Nabi Ayyub sakit, istrinya selalu menaburkan pasir di bawah tubuh sang suami. Setelah sekian lama, istri Nabi Ayyub berkata, "Wahai suamiku, mengapa engkau tidak berdoa saja kepada Allah untuk membebaskanmu dari penyakit ini?"

Nabi Ayyub menjawab, "Aku telah merasakan hidup sehat selama tujuh puluh tahun, apakah jika aku diberikan sakit selama tujuh puluh tahun maka aku tidak mampu untuk bersabar?"

Mendengar jawaban ini istri Nabi Ayyub pun merasa kaget dan sekaligus bangga.

Hadiah dari Sebuah Kesabaran

Setelah melewati ujian yang berat, Nabi Ayyub akhirnya diberikan wahyu oleh Allah dan kemudian semua kenikmatannya kembali diberikan kepadanya. Bahkan melebihi dari apa yang ia punya sebelum sakit.

"Dan ingatlah akan hamba Kami Ayyub ketika dia menyeru kepada Tuhannya. "Sesungguhnya aku diganggu setan dengan penderitaan dan benana." (Allah berfirman), "Hentakkanlah kakimu, inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum." Dan Kami anugrahi dia (dengan mengumpulkan kembali) keluarganya dan Kami lipat gandakan jumlah mereka, sebagai rahmat dari Kami dan pelajaran bagi orang-orang yang berpikiran sehat. Dan ambillah seikat (rumput) dengan tanganmu, lalu pukullah dengan itu dan jangalah engkau melanggar sumpah. Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayyub) adalah seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sungguh dia sangat taat (Kepada Allah)."

(QS. As-Shaad: 41-44).

Adapun firman Allah, "Hentakkanlah kakimu," ini adalah perintah dari Allah kepada Nabi Ayyub untuk menghentakkan kakinya ke tanah. Lalu Nabi Ayyub pun melakukannya, hingga keluarlah dari tanah yang dihentakannya mata air yang dingin. Kemudian ia diperintahkan untuk menggunakan air tersebut untuk mandi dan minum.

Setelah Nabi Ayyub melaksanakannya, maka seketika semua penyakit yang diidapnya mendadak sembuh total. Tak ada lagi rasa sakit, rasa perih, rasa demam, atau rasa apapun yang sebelumnya menggerogoti tubuh Nabi Ayyub, baik dari luar maupun dari dalam.

Semua penyakit itu digantiakn oleh Allah dengan kesahatan luar dalam, kerupawanan yang sempurna dan harta yang melimpah, hingga nabi Ayyub seakan merasa kebanjiran harta, bagaimana tidak, ia diberikan hujan emas yang lebat untuk dirinya sendiri, tidak bagi orang lain.

Bahkan dikatakan pula bahwa keluarga Nabi Ayyub yang telah meningggal dunia juga dihidupkan kembali untuk berkumpul. Namun, ulama lain mengatakan bahwa keluarga yang sudah meninggal digantikan dengan yang baru ketika di dunia, lalu di akhirat nanti mereka akan dikumpulkan semuanya bersama-sama.

Demikianlah kisah kesabaran Nabi Ayyub, semoga bisa menjadi pelajarn bagi kita untuk selalu sabar dan tawakkal kepada Allah saat sedang ditimpa ujian.

Sumber: Kitab Kisah Para Nabi - Imam Ibnu Katsir

 

Last modified on Selasa, 22 September 2020 16:10

Leave a Comment