kisah Umat Muslim yang Akan Diusir Nabi di Hari Kiamat

Ilustrasi Ilustrasi


Muslimahdaily - Sebagai umat Islam, kita pasi tahu dan percaya bahwa hari kiamat pasti adanya. Hari kiamat adalah hari di mana seluruh alam semesta akan mengalami kehancuran dan membinasakan seluruh makhluk. Setelah hari kiamat, manusia akan dibangkitkan kembali dan berkumpul di padang Mahsyar untuk ditimbang amal baik dan buruk yang telah dilakukan semasa hidup.

Pada saat itu semua makhluk memikirkan diri sendiri mereka sibuk menyelamatkan diri mereka dari siksaan api neraka, terlebih saat itu matahari semakin mendekat ke arah mereka. Tak dapat dihindari mereka pun mengalami kesulitan karena rasa panas dari matahari itu. Mereka sibuk menyelamatkan diri sendiri tanpa memikirkan makhluk lain. Namun berbeda dengan Nabi junjungan kita, Nabi Muhammad Shallallahu‘alaihi wa sallam, yang akan membantu kaumnya dengan memberikan pertolongan.

Kita semua sebagai umat pasti ingin memperoleh pertolongan itu namun ternyata tidak semua umat islam akan menerima pertolongan dari Rasulullah karena kesalahan yang dilakukan semasa hidup. Bahkan Rasulullah pun enggan didekati dan mengusir mereka. Lalu, siapa umat yang akan diusir oleh Rasulullah ketika hari kiamat?

Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu, seorang sahabat Rasulullah mengisahkan sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.

Pada suatu hari Nabi Muhammad mendatangi kuburan dan mengucapkan salam, “Semoga keselamatan senantiasa menyertai kalian wahai penghuni kuburan dari kaum mukminin, dan kami insya Allah pasti akan menyusul kalian.”

Selanjutnya beliau bersabda, “Aku sangat berharap untuk dapat melihat saudara-saudaraku.”

Mendengar Rasulullah berucap seperti itu, para sahabat merasa heran hingga akhirnya mereka bertanya kepada beliau, “Bukankah kami adalah saudara-saudaramu wahai Rasulullah?”

Kemudian Rasulullah menjawab, “Kalian adalah sahabat-sahabatku, sedangkan saudara-saudaraku adalah ummatku yang akan datang kelak.”

Dapat dilihat, betapa Rasulullah menyayangi para ummatnya hingga beliau ingin bertemu dengan semua umatnya di hari akhir nanti. Rasulullah bahkan menganggap ummatnya sebagai saudara tanpa menganggap mereka sebagai pengikutnya. Semulia itu hati Rasulullah kepada ummatnya.

Para sahabat terheran tentang bagaimana Rasulullah dapat mengenali ummatnya yang bahkan belum terlahir di dunia saat hari kiamat nanti. Mendengar pertanyaan itu, Rasulullah kemudian menjawabnya dengan menganalogikan ummatnya dengan seekor kuda.

“Menurut pendapat kalian, andai ada orang yang memiliki kuda yang di dahi dan ujung-ujung kakinya berwarna putih dan kuda itu berada di tengah-tengah kuda-kuda lainnya yang berwarna hitam legam, tidakkah orang itu dapat mengenali kudanya?” tanya Rasulullah kepada para Sahabat.

Para sahabat menjawab, “Tentu saja orang itu dengan mudah mengenali kudanya.”

Maka Rasulullah menimpali jawaban mereka dengan berkata bahwa ia dapat mengenali umatnya karena ummatnya akan datang dengan kondisi wajah dan ujung tangan beserta kaki bersinar.

“Sejatinya ummatku pada hari qiyamat akan datang dalam kondisi wajah dan ujung-ujung tangan dan kakinya bersinar pertanda mereka berwudlu semasa hidupnya di dunia.”

Rasulullah mengatakan bahwa beliau akan menanti ummatnya di pinggir telaga yang berada di alam Mahsyar. Namun ia juga memberitahukan bahwa tak semua umatnya akan dapat datang padanya, akan ada umat Nabi Muhammad yang akan diusir oleh malaikat. Seperti seekor unta yang tersesat dari pemiliknya, sehingga mereka akan diusir.

Ketika Rasulullah melihat sebagian umatnya yang memiliki tanda-tanda pernah berwudhu, maka ia akan memanggil mereka, “Kemarilah.” Namun para malaikat mengusir mereka seraya berkata, “Aku adalah pendahulu kalian menuju telaga. Siapa saja yang melewatinya, pasti akan meminumnya. Dan barangsiapa meminumnya, niscaya tidak akan haus selamanya. Nanti akan lewat beberapa orang yang melewati diriku, aku mengenali mereka dan mereka mengenaliku, namun mereka terhalangi menemui diriku.”

Rasulullah kemudian berkata kepada malaikat bahwa mereka adalah umatnya. Kemudian Malaikat menimpalinnya dan berkata, “Sesungguhnya kamu tidak mengetahui perkara yang telah mereka rubah sepeninggalmu.”

Mendengar penjelasan itu Rasulullah pun mengusir mereka seraya berkata, “Menjauhlah, menjauhlah wahai orang-orang yang sepeninggalku merubah-rubah ajaranku.”

Mengubah ajaran Nabi serta mengubahnya merupakan tindakan mengikuti musuh-musuh Allah. Islam hanya berpegang pada dua hal, yakni Al Qur’an dan hadist. Jika menyimpang dari dua hal itu, maka janganlah berharap akan bisa dapat bersama Rasulullah di akhirat kelak. Semoga kita termasuk orang-orang yang mendapat syafa'at. Aamiin ya rabbal alamin.

Last modified on Selasa, 14 Januari 2020 23:22

Leave a Comment