Muslimahdaily - Kisah inspirasi kali ini datang dari seorang gadis Mesir yang masih muda belia. Sebut saja namanya Jane. Ia sangat mencintai agamanya juga sangat berpegang teguh dengan ajaran-ajarannya. Ia juga memiliki akhlak yang mulia. Tetapi, suatu hari ada momen yang membuat pikirannya menjadi tak tenang. Sampai akhirnya ia memutuskan untuk mencari kebenaran sesungguhnya.

Kisahnya berawal saat ia berada di sebuah bis dan duduk di tempat khusus wanita. Tak lama, ia melihat seorang muslimah duduk di tengah teman-temannya. Ia sedang membaca Al-Quran di hadapan mereka.

Jane merasa kagum melihat muslimah tersebut. Lalu ia mulai bertanya-tanya pada dirinya, “Apakah mungkin aku bisa memegang Bibel dan membacakan Kidung Agung di hadapan seluruh manusia tanpa ada seorangpun di antara mereka yang memahaminya dengan pemahaman yang buruk?”

Kemudian Jane berkata pada dirinya, “Aku harus menirunya.” Tak lama ia mengeluarkan Bibel, dan berusaha untuk membacanya, tetapi tak bisa. Setiap kali berusaha membaca, ia merasa tak enak hati untuk membaca kalimat-kalimat dalam kitabnya.

“Mengapa wahai Yesus, aku takut mereka akan salah dalam memahami-Mu? Mengapa aku tidak bisa membaca firman-Mu?” tanyanya pada diri, kemudian ia mulai menangis.

Setelah kejadian tersebut, Jane pergi ke gereja untuk menemui pastur dan bertanya padanya.

“Wahai Bapa, aku telah membuka Bibel. Tadi aku ingin membacanya di hadapan manusia, tetapi aku tidak kuasa. Apakah anda kuasai wahai bapa untuk membacanya di hadapan manusia?” Ia mulai berdebat dengan pastornya kemudian di akhiri dengan pernyataan si pastor, “Yesus akan marah kepadamu, bukan urusanmu terhadap orang lain.”

Jane akhirnya pulang ke rumah dalam keadaan bingung. Pertanyaan yang menghantui dirinya belum juga terjawab. Ia tak kuasa berbicara dengan siapapun, gadis ini bahkan sampai tidak makan dan minum dan juga menangis lebih dari sehari.

Pencarian Kedua

Di tengah kebimbangan yang terus melanda, gadis Mesir ini akhirnya mencoba untuk bertanya pada seorang Nasrani yang ahli di bidang teologi. Websitenya sangat ternama di kalangan pengikutnya. Itulah mengapa Jane memilih bertanya disana, karena ia yakin akan mendapatkan jawaban setelahnya.

Jane mulai bertanya, “Apakah mungkin dirinya membaca Kidung Agung di hadapan manusia tanpa rasa malu?”

Dia menjawab, “Di tengah-tengah kaum muslimin ada orang-orang sufi yang mengatakan perkataan tidak bagus, dan Rabi’ah al;Adawiyah mengatakan, ‘Aku mencintai-Mu dengan dua cinta.”

Jane menjawab, “Jawablah saya dengan jawaban dari agama saya sendiri, jangan menjawab dari agama lain. Saya katakan kepada anda firman Tuhan kita, maka jangan berdalil atas orang lain dengan perkataan seorang wanita dari mereka. Tetapi sebutkanlah dalil kitab Tuhan mereka.”

Pastor tersebut kemudian terus menjawab hal-hal yang sebenarnya bukan jawaban atas pertanyaan Jane. Rasa penasaran Jane terus memuncak dan di terus bertanya sampai akhirnya sang pastor itu marah dan berkata,

“Sudah biarkan Al-Quran memberimu manfaat!”

Jane pun membalasnya, “Aku akan diam dan tidak akan bertanya, agar aku tidak paham, karena tidak ditemukan jawaban pada kitab Tuhan kita.”

Membaca Kidung di Tengah Keramaian

Disaat Jane merasa lelah, saat itu munculah pemikiran untuk mencoba membacakan salah satu isi dari Injil kepada manusia. Ia masih berprasangka baik, barangkali ini hanyalah bisikan-bisikan setan yang ingin membuatnya menjauh dari Tuhan Yesus.

“Aku yakin, saat aku membaca, firman itu akan sampai pada roh manusia. Barangkali salah satu di antara orang yang nantinya akan mendengar itu akan beriman kepada Yesus, atau kagum dengan firman Tuhan yang kemudian hilanglah keragu-raguanku,” gumamnya.

Tibalah Jane di sebuah halte bis, di sampingnya ia lihat ada beberapa gadis muslim yang sedang menunggu bis. Tanpa tunggu lama, Jane seketika membacakan salah satu isi di dalam kitabnya dengan suara yang agak keras.

Jane memilih salah satu ayat-ayat perzinaan, dan sisa ayat-ayat lain serta kalimat kotor yang ada padanya. Benar saja firasatnya, seusai ia membacakan kidung tersebut, ia melihat gadis-gadis muslim itu tertawa sambil menutupu mulutnya dengan tangan mereka.

Jane juga dikagetkan oleh seorang pemuda yang ada di belakangnya, pemuda itu mendekat dan membisikkan kata-kata kotor di telinga Jane. Seolah Jane adalah wanita yang sangat kotor.

Pertanyaan dalam diri semakin menyesakkan dadanya, “Mengapa aku seperti gadis malam, sementara aku membaca firman-Mu wahai Yesus?”

Tak kuat rasanya menahan malu dan kesal, Jane kumudian berlari dan menangis. Sesampainya ia di rumah, ia kembali mengunci diri dan berdiam. Gadis Mesir ini mencoba bertanya lagi pada Tuhan yang ia yakini. Namun tetap tak ia dapatkan jawaban itu.

Jawaban dari Seruan Adzan

Setelah semua orang rumahnya tertidur, Jane mencoba untuk pergi ke atap rumahnya. Menengadahkan kepala dan berdoa pada Dzat Yang Maha Kuasa.

“Wahai Rabbku, wahai Tuhanku yang sejati, wahai Dzat yang telah menciptakanku, Engkau telah menciptakan segala sesuatu, dan Engkau ingin agar kami menyembah-Mu, maka rahmatilah aku, tenangkanlah diriku. Wahai pencipta langit dan bumi, pencipta hujan yang sedang turun, tenangkanlah diriku, beritahukanlah kepadaku, apakah Bibel dan Kidung Agung adalah firman-Mu ataukah ucapan selain-Mu?’

Tak lama, Allah menjawab dengan seruan umatnya untuk menunaikan shalat. Jane telah mendapat jawaban dari suara adzan yang berkumandang saat setelah ia berdoa.

“Allahu Akbar... Allahu Akbar (Allah Maha Besar)”

Masih tak percaya, Jane mengulangi pertanyannya, kemudian ia dapati masjid lain berkumandang dan menyerukan kata-kata yang sama.

Setiap kali Jane mendapat jawaban, ia berkata, “Ya Tuhanku, Engkau Maha Besar dari itu semua, Engkau Maha Besar dari penyerupaan yang tidak layak dan tidak pantas itu.”

Setelah kejadian itu, Jane segera memohon maaf atas segala dosa yang telah ia lakukan selama ini. Tak lepas dari bibirnya rasa terima kasih kepada Allah yang telah menjawab semua pertanyannya dengan satu kata yang indah. Ia pun segera menjemput hidayah tersebut dan menjadi seorang muslim. Semakin lama Jane semakin dibuat kagum oleh Al-Quran. Karena dari Kitab itu, semua pertanyaanya bisa terjawab.

Sumber: Buku Kisah Para Muallaf yang Menakjubkan - Syaikh Mamduh Farhan al-Buhairi