×

Peringatan

JUser: :_load: Tidak dapat memuat pengguna denga ID: 12341

Kisah Isra Mi’raj dan 7 Lapis Langit

Ilustrasi Ilustrasi

Muslimahdaily - Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam ialah manusia istimewa yang diutus oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala untuk memberikan petunjuk kepada hamba-Nya agar selamat di dunia dan akhirat. Rasulullah diberikan keistimewaan oleh Allah yang tidak didapat oleh manusia lainnya salah satunya yaitu perjalanan Isra Mi’raj. Perjalanan saat Sang Rasul Allah berangkatkan dari Majidil Haram di Makkah ke Baitul Maqdis yang didampingi oleh Malaikat Jibril dan dengan mengendarai Buraq. Seperti yang tertuang dalam Al - Qur'an :

“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya, agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” ( Q.S. Al - Isra : 1 )

Setelah Nabi Muhammad sampai di Baitul Maqdis beliau sholat bersama para nabi yang lain dengan beliau sebagai imamnya. Kemudian Allah membukakan pintu langit lalu Nabi Muhammad dan Malaikat Jibril disambut dengan salam oleh Nabi Adam ‘Alaihissalaam di langit pertama dan menetapkan nubuwah beliau. Di lapisan langit pertama Allah perlihatkan ruh orang yang mati syahid yang akan menghuni syurga dan ruh orang yang mati yang akan sengsara karena menghuni neraka.

Kemudian Rasulullah dan Malaikat Jibril naik ke lapisan langit kedua dan bertemu dengan Nabi Yahya dan Nabi Isa, semoga keselamatan menyertai keduanya. Beliau disambut dengan salam dan menetapkan nubuwah beliau. Rasulullah dan Malaikat Jibril naik ke lapisan langit ketiga dan beliau bertemu dengan Nabi Yusuf ‘Alaihissalaam, Nabi Muhammad terpana dengan ketampanan Nabi Yusuf. Beliau disambut dengan salam dan nabi Yusuf menetapkan nubuwah Nabi Muhammad.

Keduanya kemudian melanjutkan naik ke lapisan langit keempat dan bertemu dengan Nabi Idris ‘Alaihissalaam. Beliau disambut dengan salam dan Nabi Idris menetapkan nubuwah Nabi Muhammad. Lalu mereka naik ke lapisan langit ke lima dan bertemu dengan Nabi Idris, beliau disambut dengan salam dan Nabi Idris menetapkan nubuwah Nabi Muhammad.

Mereka lalu naik ke lapisan langit keenam dan bertemu dengan Nabi Musa ‘Alaihissalaam. Beliau disambut dengan salam dan Nabi Musa menetapkan nubuwah Nabi Muhammad. Ketika sang Rasul dan Malaikat Jibril akan pergi, Nabi Musa tiba-tiba menangis, lalu ditanya oleh Nabi Muhammad,

“Mengapa engkau menangis?”

Nabi Musa menjawab,

“Aku menangis karena ada seorang pemuda yang diutus setelahku, yang masuk surga bersama umatnya dan lebih banyak daripada umatku yang masuk kesana”

Setelah itu mereka naik ke lapisan langit ketujuh, di sana Rasulullah disambut dengan salam oleh Nabi Ibrahim ‘Alaihissalaam. Mereka berdua naik ke Sidratal Muntaha sampai ke Baitul Ma’muruntuk menghadap Allah. Dalam peristiwa ini, Allah mewahyukan kepada Nabi Muhammad kewajiban shalat kepada hamba-Nya. Awalnya Allah mewajibkan shalat sebanyak lima puluh kali dalam sehari. Ketika Rasul akan kembali dan bertemu Nabi Musa kemudian NabiMusa berkata,

“Sesungguhnya umatmu tidak akan sanggup melakukannya. Kembalilah dan temui Rabbmu mintalah keringanan kepada-Nya”
Nabi Muhammad lalu meminta pendapat malaikat Jibril,

“Itu benar, jika memang engkau menghendaki,” jawab Jibril.

Beliau kembali menghadap Allah untuk meminta keringanan. Berkali-kali negosiasi antara Sang Rasul dan Tuhannya mengenai waktu shalat, sampailah hingga waktu shalat ditetapkan 5 waktu. Nabi Musa masih menyarankan nabi Muhammad agar memohon kepada Allah agar waktu sholat diringankan, akan tetapi beliau menolak dan bersabda,

“Aku sudah malu terhadap Rabbku. Aku sudah ridha dan bisa menerimanya”

Setelah beberapa saat, ada seruan yang terdengar “kewajiban dari-Ku telah Kutetapkan dan telah Kuringankan bagi hamba-Ku”.

Dalam peristiwa Isra’ Mi’raj, Nabi Muhammad tidak hanya mengunjungi lapisan-lapisan langit dan Sidratal Muntaha’ akan tetapi beliau diperlihatkan oleh Allah melihat kondisi surga dan neraka. Di surga beliau melihat kehidupan yang indah dan nyaman, disambut oleh malaikat-malaikat yang tersenyum ramah. Sedangkan di neraka beliau melihat kehidupan yang sengasara dan menyedihkan, disambut oleh malaikat yang seram dan wajahnya tidak senyum.

Wallahua’lam

Sumber :  [Kitab Siroh Nabawiyah :Syaikh Shafiyyurrahman al-mubarakfuri]

Leave a Comment