×

Peringatan

JUser: :_load: Tidak dapat memuat pengguna denga ID: 12351

Ketika Sang Istri Nabi Difitnah Berselingkuh Bagian 3

Ilustrasi Ilustrasi

Muslimahdaily - Lantas terjadi keributan antara kedua kabilah itu, yakni Aus dan Khazraj. Sehingga hampir saja mereka saling membunuh, padahal Rasulullah masih berada di atas mimbar. Kemudian Rasulullah menenangkan mereka sampai mereka diam dan Rasulullah pun terdiam.

Tangisan Aisyah

Aisyah melanjutkan kisahnya, saat itu ia menangis dan air matanya tidak berhenti menetes dan tidak tidur sama sekali. Kedua orang tuanya beranggapan bahwa tangisan tersebut dapat membelah hati Aisyah.

Ketika kedua orang tua Aisyah sedang duduk di samping Aisyah yang tengah menangis, datang seorang perempuan dari kalangan Anshar meminta izin kepada Aisyah. Aisyah pun menijinkan, sehingga wanita itu duduk di sampingnya seraya menangis.

Masih dalam keadaan seperti itu, datanglah Rasulullah dan duduk disamping Aisyah. Itu adalah kali pertama Aisyah dan Rasulullah duduk berdampingan setelah kabar itu beredar.

Terhitung sudah satu bulan sejak kabar tersebut beredar, namun Allah belum juga menurunkan wahyunya mengenai perkara itu. Lantas Rasulullah meminta kesaksian, dan berkata, “Amma ba’du, Wahai Aisyah! Sungguh, telah sampai kepadaku isu demikian dan demikian mengenai dirimu. Jika engkau memang bersih dari tuduhan tersebut, pastilah Allah Subhanahu wa Ta’ala akan membebaskanmu. Dan jika engkau melakukan dosa, maka memohonlah ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan bertaubatlah kepada-Nya, karena sesungguhnya seorang hamba yang mau mengakui dosanya dan bertaubat, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menerima taubat-Nya.”

Ketika Rasulullah telah selesai dengan kalimatnya itu, air mata Aisyah mulai menyusut lalu ia berkata kepada ayah dan ibunya, “Tolong sampaikan jawaban kepada Rasulullah atas nama aku.” Namun kedua orangtuanya menjawab mereka tidak tahu akan berkata apa kepada Rasulullah.

Lalu Aisyah berkata, “Aku adalah seorang perempuan yang masih belia. Demi Allah, aku tahu bahwa kalian telah mendengar berita ini sehingga kalian simpan di dalam hati dan kalian membenarkannya. Makanya, jika kukatakan kepada kalian bahwa aku bersih dari tuduhan tersebut Allah Maha Mengetahui bahwa aku bersih dari tuduhan tersebut, maka kalian tidak mempercayaiku.

Dan jika aku mengakui sesuatu yang Allah Subhanahu wa Ta’ala mengetahui bahwa aku terbebas darinya, malah kalian sungguh-sungguh mempercayaiku. Demi Allah, aku tidak menjumpai pada diriku dan diri kalian suatu perumpamaan selain sebagaimana yang dikatakan oleh Nabi Yusuf Alaihi Salam:

“Maka hanya sabar yang baik itulah yang terbaik (bagiku). Dan kepada Allah saja memohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan.”

Kemudian Aisyah berpaling dan berbaring di atas tempat tidurnya. Saat itu Allah membebaskan Aisyah dari isu itu dengan turunya wahyu tentang permasalahan itu. Aisyah merasa persoalnya terlalu remeh untuk diturunkan sebuah wahyu dari Allah yang akan selalu dibaca. Aisyah berharap Rasulullah bermimpi dalam tidurnya dan di dalam mimpi tersebut Allah membebaskan dirinya dari tuduhan itu.

Turun Wahyu

Ketika itu, Rasulullah belum beranjak dari duduknya, dan belum ada seorangpun dari keluarganya yang keluar sehingga ketika Allah menurunkan wahyu mereka melihatnya. Saat itu Rasulullah merasa berat ketika menerima wahyu, sampai beliau bercucuran keringat padahal saat itu sedang musim hujan. Hal ini lantaran beratnya wahyu yang diturunkan kepada beliau. Allah melalui Malaikat Jibril menurunkan wahyu berikut:

“Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar (pula).” (QS. An-Nur: 11)

Setelah itu, kesusahan telah lenyap dari hati Rasulullah. Beliau tersenyum bahagia. Kalimat yang kali pertama beliau katakan ialah, “Bergembiralah Aisyah! Allah telah membebaskanmu.”

Lalu ibu Aisyah kepada anaknya, “Berdirilah kepada Nabi.”

Lantas Aisyah menjawab, “Demi Allah, aku tidak akan berdiri kepada Nabi dan aku tidak akan memuji kecuali hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dialah yang menurunkan wahyu yang membebaskan diriku.”

Sumber: Kisahmuslim

Last modified on Selasa, 21 Januari 2020 16:01

Leave a Comment