Muslimahdaily - Selaian sebagai penyempurna bagi kitab-kitab terdahulu, Al Qur’an diturunkan tak hanya bagi umat Islam saja. Melainkan juga untuk bagi seluruh makhluk di bumi, termasuk bangsa jin.

“Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al Quran) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam.” (QS. Al-Furqan: 1).

Ada satu kisah mengenai jin yang pertama kali mendengar lantunan ayat Al Qur’an. Sebelum lahirnya Nabi Muhammad ke dunia, jin senang mendengar berita-berita langit. Mereka kerap mencuri dengar kabar kemudian membohongi manusia lewat perantara lisan para dukun yang bekerja sama dengan jin.

Namun setelah kelahiran Nabiyullah Muhammad Shallallahu’alaihi wa sallam, jin tak lagi mendengar kaba-kabar tersebut. Mereke kesulitan menguping. Bahkan seandainya mereka berusaha, panah-panah api siap menyerang mereka sebelum mereka berhasil menguping.

Karena merasa aneh, bangsa jin memutuskan untuk berunding. Ada apa gerangan yang membuat mereka tak bila lagi menguping rahasia langit. Salah satu di antara mereka berasumsi ada sesuatu terjadi di bumi yang menghalangi usaha mencuri mereka.

“Pasti sudah terjadi sesuati di bumi yang belum kita ketahui. Sesuatu yang membuat kita terhalang dari mendengar berita langit!” kata mereka.

“Pergilah, berpencarlah kalian ke seluruh penjuru bumi untuk mencari tahu apa gerangan yang telah terjadi!” perintah si pemimpin jin. Lantas para jin menyusur bumi.

Sementara di bumi, Rasulullah hendak melaksanakan shalat subuh bersama para sahabat. Dalam shalat tersebut, tentulah dilantunkan ayat-ayat Al Qur’an. Para jin yang mendengar lantunan tersebut merasa takjub lantaran tidak pernah mendengar untaian kata seindah itu sebelumnya.

“Demi Allah, inilah yang telah menghalangi kita dari mendengar berita-berita langit!” sahut mereka satu sama lain. Mereka pun kembali ke kaumnya.

“Kami telah mendengarkan bacaan yang menakjubkan,” ujar jin pada pemimpinnya.

Setelah itu, turun wahyu kepada Nabi Muhammad yang berupa surat Al Jinn ayat 1.

“Katakanlah (Muhammad), 'Telah diwahyukan kepadaku bahwa sekumpulan jin telah mendengarkan (bacaan),’ lalu mereka berkata, 'Kami telah mendengarkan bacaan yang menakjubkan (Al Qur’an).'" (QS. Al Jinn: 1).

Sementara pendapat Ibnu Jauzi Rahimahullah dalam kitabnya, Shifat ash-Shafwah punya kisah lain dari sebab turunnya ayat di atas. Dari Sahal bin Abdillah, beliau berkata:

Suatu hari, aku (Sahal) berada di pemukiman yang dulunya ditempati kaum ‘Ad. Tiba-tiba aku melihat perkampungan di permukaan tanah lapang yang berlubang. Di sana terdapat istana megah yang terbuat dari batu yang atap dan pintunya berlubang.

Aku melihat di lubang tersebut banyak jin bermukim. Karena penasaran, aku memutuskan untuk masuk ke istana guna melihat sesuatu di dalamnya.

Tak lama, aku melihat seorang tua yang berbadan sangat besar memakai jubah dari wol yang sangat lembut. Ia tengah melaksanakan shalat menghadap Ka’bah.

Aku tidak terlalu kaget dengan besar badannya, tapi aku lebih kaget dengan apa yang dipakainya. Betapa lembut wol tersebut terlihat di hadapanku. Lantas aku memberi salam padanya, dan ia pun menjawab salamku.

“Wahai Sahal, sesungguhnya bukan badan yang membuat pakaian seorang lusuh. Akan tetapi, yang membuatnya lusuh dan usang adalah uap-uap dosa dan makanan haram. Sesungguhnya jubah ini telah melekat di tubuh saya selama 700 tahun. Dan dengan jumlah ini aku telah bertemu dengan Nabi Isa dan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Saya berimana pada keduanya,” ucap orang tadi seakan tahu isi benak Sahal.

“Siapa engkau?” tanyaku penasaran.

“Saya adalah jin yang tentangnya diturunkan ayat Al Jinn 1,” jawab orang tadi.

Wallahu ‘alam.