Muslimahdaily - Di suatu pagi, Rasulullah nampak sibuk mencari seseorang. Beliau Shallallahu‘alaihi wa sallam kehilangan sesosok nenek yang biasanya nampak di pelataran masjid. Ialah nenek tua bernama Ummu Mahjan yang dicari nabiyullah.
“Ia telah meninggal dan dikubur, wahai Rasulullah,” ujar shahabat.
“Mengapa kalian tak memberitahuku tentangnya?” sabda Rasulullah.
Para shahabat saling berpandangan bingung. Abu Hurairah berkata, “Seolah-olah mereka menganggap bahwa kematian Ummu Mahjan merupakan hal sepele.”
Para shahabat menganggap kematian seorang tua adalah perkara yang biasa dan lumrah terjadi sehingga Rasulullah tak perlu diberi kabar. Belum lagi, kematian Ummu Mahjan terjadi di malam hari saat Rasulullah tengah beristirahat.
“Kami telah mendatangi Anda dan kami dapatkan Anda masih dalam keadaan tidur sehingga kami tidak ingin membangunkan Anda, wahai Rasulullah” ujar seorang hahabat.
“Mari kita pergi! Tunjukkanlah kepadaku di mana kuburnya,” ajak Rasulullah bergegas menuju lokasi pemakaman Ummu Mahjan.
Sesampainya di sana, yakni di pemakanan Baqi Al Ghardad, Beliau berdiri hendak menunaikan shalat jenazah. Para shahabat lalu segera memosisikan diri sebagai jamaah. Rasulullah bersama sederet shaf shahabat pun menunaikan shalat dengan takbir empat kali tanpa ruku dan sujud.
Seusai shalat, Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya kubur ini terisi dengan kegelapan atas penghuninya dan Allah meneranginya bagi mereka karena aku telah menyalatkannya.”
Masya Allah, kubur Ummu Mahjan diberi penerangan oleh Allah. Rasulullah memberikan hadiah spesial kepada si nenek tua. Apakah keutamaan Ummu Mahjan hingga Rasulullah merasa sangat kehilangan?
Beliau merupakan wanita Madinah yang berkulit hitam lagi miskin. Tak ada yang tahu siapa nama asli si nenek tua. Orag-orang memanggilnya dengan kunyah Ummu Mahjan.
Meski berislam di usia senja, Ummu Mahjan tetap mendapat perhatian Rasulullah. Hingga sang shahabiyyah merasa ingin turut serta melakukan sesuatu untuk agama. Tapi apa daya, tubuhnya sangat lemah seiring usianya yang telah renta. Ia tak bisa turut berkiprah untuk umat. Ia pula tak bisa turut belajar apalagi berjihad.
Namun kelemahan fisik tak serta merta menyurutkan semangat Ummu Mahjan untuk berbuat kebaikan dan mengambil kiprah di tengah umat. Ia pun mendapatkan kesempatan untuk melakukannya. Di lihatnya suatu hari, masjid kotor tak ada yang membersihkan. Ummu Mahjan pun bergegas membersihkannya. Ia membuang setiap kotoran hingga Masjid Rasulullah menjadi sangat bersih.
Sejak itu, Ummu Mahjan pun melakukannya setiap hari. Ia giat membersihkan masjid hingga Rasululah dan para shahabat merasakan kenyamanan karenanya. Ummu Mahjan telah selesai dari kegiatan rutinnya sebelum rumah Allah menjadi tempat beribadah, tempat belajar, tempat bermusyawarah, hingga tempat menjalankan pemerintahan Islam.
Pantaslah Rasulullah merasa kehilangan ketika Ummu Mahjan tak muncul seperti hari-hari biasa. Sifat sang nabi pula sangat pengasih kepada rakyat miskin dan orang tua. Ummu Mahjan hanyalah salah satu nenek yang diperhatikan dan dihormati Rasulullah.
Karena Rasulullah sangat menghormati yang lebih tua, para shahabat pun meniru sikap beliau. Ketika Ummu Mahjan meninggal, para shahabat mengurus jenazahnya dan menguburkannya dengan kasih sayang. Namun mereka enggan mengganggu Rasulullah hanya karena kematian seorang nenek tua.
Padahal di mata Rasulullah, setiap umat beliau, setiap rakyat beliau, harus dilayani dengan baik. Karena itulah Rasulullah pergi ke kubur Ummu Mahjan kemudian memberikan hadiah yang akan sangat disukai sang nenek. Yakni seberkas cahaya terang benderang di alam kubur. Semoga Allah meridhai setiap amal baik Ummu Mahjan radhiyallahu ‘anha.
Berperan Meski Sedikit
Dari kehidupan Ummu Mahjan, muslimah mendapati hikmah yang sangat berharga. Yakni tentang kiprah dan mengambil peran untuk umat. Tengoklah sikap Ummul Mahjan. Seorang nenek tua renta saja masih berkeinginan untuk mengambil peran di tengah umat.
Dengan tenaga terbatas, ia pun memilih caranya dengan membersihkan masjid. Jika nenek Mahjan saja sanggup, bagaimana dengan muslimah yang masih belia?
Di mana pun muslimah berada, carilah peran yang bisa dikerjakan untuk kebaikan orang lain meski itu nampak amat sangat ringan di mata manusia.