Muslimahdaily - Data resmi pemerintah Inggris mengungkap kenaikan tajam kejahatan anti-Muslim di Inggris dan Wales, yang melonjak hampir seperlima (19%) dalam 12 bulan hingga Maret 2025. Situasi ini mendorong sebuah badan amal terkemuka, Muslim Women's Network, untuk meluncurkan layanan helpline nasional baru.
Laporan dari Home Office (Kementerian Dalam Negeri Inggris) yang dirilis Kamis (9/10/2025), menunjukkan bahwa jumlah pelanggaran kejahatan kebencian terhadap Muslim meningkat dari 2.690 kasus menjadi 3.199 kasus dalam periode satu tahun.
Shaista Gohir, pimpinan dari Muslim Women's Network, menyatakan bahwa ia "sangat khawatir" dengan tingkat kecemasan di komunitas Muslim yang disebutnya "belum pernah terjadi sebelumnya".
Detail Data Kejahatan Kebencian
Menurut data tersebut, kejahatan kebencian yang bermotif agama secara keseluruhan naik 3% menjadi 7.164 kasus, yang merupakan angka tahunan tertinggi yang pernah tercatat.
Selain itu, kejahatan kebencian rasial juga mengalami kenaikan sebesar 6% dibandingkan tahun sebelumnya.
Gohir menambahkan bahwa angka-angka resmi ini kemungkinan besar adalah "estimasi yang lebih rendah" dari kenyataan. Ia meyakini banyak insiden serupa yang tidak dilaporkan oleh para korban.
"Kami melihat tingkat kecemasan yang belum pernah terjadi sebelumnya di dalam komunitas," ujar Gohir, seperti dikutip The Guardian.
Solusi: Peluncuran 'Muslim Safety Net'
Sebagai respons langsung terhadap meningkatnya jumlah insiden anti-Muslim dan untuk mendorong lebih banyak orang melapor, Muslim Women's Network meluncurkan helpline nasional baru minggu ini.
Layanan yang diberi nama Muslim Safety Net ini akan berjalan beriringan dengan helpline kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang sudah ada milik organisasi tersebut.
Tujuan dari helpline baru ini adalah untuk menyediakan saluran yang aman dan mudah diakses bagi siapa saja yang mengalami atau menyaksikan insiden anti-Muslim, sekecil apa pun. Laporan ini terjadi di tengah konteks insiden lain, termasuk dugaan serangan pembakaran di sebuah masjid di East Sussex yang sedang diselidiki polisi sebagai kejahatan kebencian.