Muslimahdaily - Konflik terbuka antara Israel dan Iran memasuki hari keempat pada Senin (16/6/2025) dengan eskalasi yang kian mengkhawatirkan. Serangkaian serangan balasan yang dilancarkan kedua negara telah menewaskan ratusan orang di Iran, termasuk sejumlah perwira tinggi militer, dan meningkatkan kekhawatiran akan perang skala penuh di Timur Tengah.
Ketegangan terbaru ini dimulai setelah Israel melancarkan gempuran ke Teheran dan fasilitas nuklir Iran di Natanz pada Jumat (13/6/2025). Sebagai balasan, Iran menghujani Tel Aviv serta sejumlah wilayah penting di Israel dengan ratusan rudal dan drone canggih pada Sabtu (14/6/2025).
Korban Tewas di Iran Terus Bertambah
Pihak Iran melaporkan peningkatan signifikan jumlah korban tewas akibat serangan balasan dari Israel selama tiga hari terakhir. Juru bicara Kementerian Kesehatan Iran, Hossein Kermanpour, pada Minggu (15/6/2025) menyebut total korban tewas telah mencapai 224 orang, dengan lebih dari 1.200 lainnya luka-luka.
"Setelah 65 jam agresi dari rezim Zionis, 1.277 orang terluka, dan 224 jiwa yang terdiri dari perempuan, laki-laki, dan anak-anak meninggal dunia," kata Kermanpour, seperti dikutip oleh kantor berita AFP. Ia menambahkan bahwa sekitar 90 persen dari korban tewas adalah warga sipil. Serangan Israel tersebut juga dilaporkan menewaskan sejumlah pejabat tinggi militer Iran dan beberapa ilmuwan nuklir terkemuka.
Israel Lanjutkan Serangan, Iran Klaim Tangkap Agen Mossad
Di sisi lain, Israel kembali membombardir wilayah Iran pada Senin (16/6/2025) dini hari waktu setempat. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyatakan telah meluncurkan serangan yang menargetkan pusat peluncuran rudal dari permukaan ke permukaan di wilayah tengah Iran. "Kami beroperasi melawan ancaman di wilayah udara kami dan dari wilayah udara Iran," lanjut pernyataan resmi IDF.
Di tengah saling serang, ketegangan di bidang intelijen juga memuncak. Kepolisian Iran mengklaim telah berhasil menangkap dua orang yang diduga sebagai agen intelijen Israel, Mossad, dalam dua operasi terpisah pada Minggu (15/6/2025). Juru bicara Komando Kepolisian Iran, Sa'eed Mintazer Al Mahdi, mengatakan kedua terduga agen tersebut ditangkap di Distrik Ray County, Fashafuyeh, Teheran. Dalam penangkapan itu, pihak kepolisian Iran menyita 200 kilogram bahan peledak, 23 unit drone, peluncur rudal, dan berbagai peralatan lainnya, serta satu unit truk pickup merek Nissan. Informasi ini dikutip dari kantor berita Iran, IRNA.
Petinggi Militer dan Politik Jadi Target
Serangan Israel juga dilaporkan menyasar sejumlah figur penting. Kepala Intelijen Korps Garda Revolusi Iran (IRGC), Mohammad Kazemi, dilaporkan tewas akibat serangan Israel pada Minggu (15/6/2025) waktu setempat. Bersama Kazemi, dua perwira tinggi intelijen IRGC lainnya, Hassan Mohaghegh dan Mohsen Bagheri, juga dinyatakan gugur. "Tiga jenderal intelijen yakni Mohammed Kazemi, Hassan Mohaghegh, dan Mohsen Bagheri dibunuh dan gugur sebagai syahid," demikian pernyataan IRGC yang dikutip AFP.
Sementara itu, laporan dari media Iran International menyebutkan bahwa Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei, bersama keluarganya, termasuk putranya Mojtaba, telah dievakuasi dan bersembunyi di dalam sebuah bunker beberapa jam setelah Israel membombardir Teheran. Prosedur pengamanan ini disebut biasa dilakukan oleh Khamenei, seperti saat Iran melancarkan serangan "True Promise 1" dan "True Promise 2" ke Israel pada tahun 2024 lalu.
Siklus serangan dan pembalasan antara kedua negara ini menandai babak baru yang berbahaya dalam konflik panjang mereka, memicu kekhawatiran komunitas internasional akan potensi perang regional yang lebih luas.