Muslimahdaily - Pemerintah Israel mendeklarasikan status darurat nasional menyusul kebakaran hutan dahsyat yang melanda wilayah sekitar Yerusalem sejak Rabu pagi (30/4). Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyebut insiden ini sebagai yang terparah dalam satu dekade terakhir, dengan kobaran api mengancam permukiman warga, infrastruktur, dan cagar alam akibat cuaca ekstrem dan angin kencang. Hingga Kamis (1 Mei), lebih dari 2.900 hektar lahan dilaporkan hangus, termasuk Taman Kanada di Latrun yang nyaris hancur total.
Kondisi Darurat dan Upaya Pemadaman
Berdasarkan laporan The Guardian, kebakaran dipicu kombinasi suhu tinggi ekstrem dan angin barat berkecepatan 90-100 km/jam, yang mempercepat penyebaran api ke kawasan Shoresh, Neve Shalom, Eshtaol, serta jalur vital seperti Jalan Burma dan Sha’ar Hagai. Sebanyak 163 tim darat dan 12 pesawat pemadam dikerahkan, didukung helikopter militer dan pesawat kargo C-130J Super Hercules yang mampu membawa 18.000 liter bahan pemadam. Upaya evakuasi massal juga dilakukan setelah 23 korban luka—termasuk dua ibu hamil dan dua bayi—dilaporkan mengalami luka bakar dan gangguan pernapasan. Rumah sakit setempat, termasuk Hadassah Medical Center, bersiaga maksimal dengan memprioritaskan korban kritis.
Respons Global dan Solidaritas Regional
Israel tak segan meminta bantuan internasional melalui Kementerian Luar Negeri. Respon cepat datang dari Yunani, Siprus, Kroasia, Italia, dan Bulgaria yang mengirimkan pesawat pemadam jenis Superscooper. Rumania, Spanyol, Prancis, Ukraina, hingga Ekuador turut memberikan dukungan logistik dan personel. Menariknya, Otoritas Palestina juga menawarkan bantuan tim pemadam, meski belum ada konfirmasi resmi dari Israel. Menteri Luar Negeri Gideon Sa’ar menyatakan apresiasi atas solidaritas global ini, menyebut kolaborasi internasional kunci menghadapi bencana lintas batas.
Penyebab Kebakaran: Kontroversi dan Investigasi
Meski PM Netanyahu menuding pembakaran sengaja oleh warga Palestina dengan 18 tersangka, Kapolisi setempat membantah klaim tersebut dan menyatakan hanya tiga orang yang ditahan. Presiden Isaac Herzog justru menekankan krisis iklim sebagai akar masalah. “Ini adalah konsekuensi nyata perubahan iklim yang tidak bisa diabaikan,” tegasnya. Sementara itu, Dinas Pemadam Kebakaran Israel masih menyelidiki penyebab pasti kebakaran yang telah berlangsung 30 jam tanpa kepastian.
Kerusakan Lingkungan dan Dampak Jangka Panjang
Dana Nasional Yahudi memperkirakan kerugian ekologis yang masif, termasuk hilangnya ribuan hektar hutan dan rusaknya cagar alam HaMasrek. Kepala Pemadam Distrik Yerusalem, Shmulik Friedman, menyatakan kebakaran ini sebagai terbesar dalam sejarah Israel, menyerukan evaluasi sistem penanganan darurat dan peningkatan kesiapan menghadapi cuaca ekstrem di masa depan.
Dengan api belum sepenuhnya padam, warga diimbau tetap waspada dan menghindari zona rawan. Pemerintah mengalokasikan dana darurat untuk rehabilitasi lahan dan bantuan korban, sementara dunia internasional terus memantau perkembangan situasi.