Muslimahdaily - Sebuah inovasi datang dari mahasiswa Psikologi UIN Jakarta, Fadel Muhamad, di tengah wabah pandemi corona. Ia bersama teman-temannya berhasil membuat masker yang ramah untuk teman tuli.

Berawal dari seorang anak bernama Amin yang ia temui di sekitar lingkungannya. Amin adalah anak yang tak bisa mendengar. Saat berbicara, teman-temannya harus menggunakan bahasa isyarat bibir agar pesan bisa diterima oleh Amin. Namun, ini menjadi kendala saat ia dan teman-temannya dihimbau untuk memakai masker.

https://www.instagram.com/p/B_Jrz83hbTB/

Melihat fenomena tersebut, Fadel dan teman-teman dari @firstmeet.project berinisiatif untuk membuat masker bagi teman tuli dan orang-orang di sekeliling mereka. Ide ini ia kembangkan dari sebuah penemuan masker ‘ekspresi’ oleh seorang mahasiswa di Florida. Namun, menurutnya desain tersebut masih terlihat aneh.

“Awalnya 3-4 minggu lalu saya baca artikel terkait penemuan masker 'ekspresi' ini yang dibuat oleh mahasiswa di Florida kalau gasalah, tapi dengan desain seadanya dan menurut kami agak ‘aneh.’

Jadi, kami buat trial error (uji coba) deh terkait pembuatan masker tersebut gimana supaya sesuai standar, nyaman, dan agak stylish supaya terlihat sebagaimana masker yang lainnya,” ujar Fadel saat diwawancarai langsung oleh Muslimahdaily, Sabtu (25/4).

Untuk material bahan masker buatannya, Fadel menggunakan bahan masker pada umumnya.

“Tapi yang pasti kita pake kain yang lebih halus tapi padat, jadi lebih mudah bernafas karena kan tengahnya kita modifikasi pake mika biar transparan,” lanjutnya.

Saat ini sudah banyak komunitas, individu bahkan Sekolah Luar Biasa (SLB) yang menghubungi Fadel dan juga team @firstmeet.project untuk ketersediaan masker. Namun, Fadel mengaku masih bergantung pada donatur untuk produksi lebih banyak.

“Untuk produksi banyak, sekarang kita masih mengandalkan dari para donatur saja, jadi jumlah yang kami buat tergantung dari berapa jumlah donasi yang masuk,” ungkap mahasiswa berusia 21 tahun itu.

Kedepannya, Fadel berharap pemerintah bisa mendukung social campaign-nya bersama teman-teman dan menghilangkan stigma pada masyarakat bahwa hanya teman tuli yang butuh masker ekspresi ini.

“Semoga social campaign ini didengar oleh semua orang dan teredukasi bahwa masker ekspresi ini ditujukan untuk semua orang, dengan harapan dapat memudahkan teman tuli kita untuk dapat membaca gerak bibir kita,” kata Fadel.