Muslimahdaily - Virus COVID-19 tengah menjadi perhatian masyarakat. Berbagai cara dilakukan demi terhindari dari bahayanya virus tersebut. Mulai dari imbauan rutin mencuci tangan hingga meliburkan sekolah untuk sementara waktu.
Cara paling ampuh untuk melindungi diri dari virus adalah dengan mencuci tangan dengan air dan sabun. Namun, dalam keadaan tertentu, hand sanitizer dan cairan antisepktik menjadi alternatif.
Pada kenyataanya, masker dan hand sanitizer menjadi barang langka yang kian diburu masyarakat. Berbekal informasi dari dunia maya, dengan alat dan bahan seadanya, masyarakat akhirnya memutuskan untuk membuat sendiri hand sanitizer dan cairan antiseptik di rumah.
Sebelumnya, WHO telah mempublikasikan formula untuk membuat hand sanitizer sendiri pada tahun 2010 lalu. Namun, menurut para ahli formula yang terdapat etanol dan hidrogen peroksida di dalamnya tersebut terlalu kompleks untuk orang awam.
Hand sanitizer yang dibuat tanpa panduan yang tepat dapat menyebabkan banyak resiko mulai dari kulit tangan kering hingga luka bakar. Berikut ini Muslimahdaily rangkum bahaya membuat hand sanitizer sendiri.
Tidak efektif
Pada formula yang beredar di media daring, disarankan untuk menggunakan alkohol sebanyak 2/3 gelas. Padahal, berdasarkan rekomendasi dari Centers for Disease Control and Preventions (CDC), Amerika Serikat, kadar alkohol yang efektif untuk membunuh mikroba ialah sebesar 60-95 persen dalam suatu produk. Jika masih mengikuti panduan formula 2/3 gelas, maka formula tersebut tidak efektif membunuh mikroba, kuman, dan virus yang ada.
Kesahalan pengukuran ini kemungkinan besar terjadi terutama bila dilakukan oleh masyarakat awam.
Anjuran yang bertebaran di media daring berisi formula yang berbeda-beda. Tak jarang juga para pembuat formula menambahkan sendiri minyak esensial sebagai aroma, dan aloe vera sebagai pelembab. Padahal, menurut Birnur Aral, PhD dari Good Housekeeping Institute seperti dilansir dari Halodoc, pengaruh tambahan minyal esensial dan aloe vera dalam hand sanitizer masih diperdebatkan. Untuk mencari tahu seberapa besar pengaruh tersebut, sebuah produk harus melalui tahapan uji klinis terlebih dahulu.
Bahaya hand sanitizer buatan
Sudah banyak kasus terjadi akibat menggunakan hand sanitizer buatan sendiri. Salah satunya tangan menjadi kering. Sementara produk legal yang beredar di pasaran, biasanya sudah mengandung bahan pelembab. Kandungan tersebut untuk mengantisipasi efek keras saat pada alkohol.
Tak hanya kulit kering, tak sedikit korban yang mengalami luka bakar akibat membuat atau membeli cairan sanitasi sembarangan.
Mencuci tangan dengan air dan sabun lebih efektif
Sejak langkanya kemunculan hand sanitizer, para ahli sudah memperingatkan untuk berhati-hati membuat cairan pembersih itu sendiri atau membeli versi buatan amatir.
Selain karena hand sanitizer versi DIY tersebut berbahaya, mencuci tangan dengan sabun dinilai lebih efektif membunuh virus COVID-19.
“Sanitasi seperti hand sanitizer dan antiseptik bukanlah sihir. Mereka dibuat dengan alasan kenyamanan. Agar tangan tetap bersih ketika kita tidak memiliki akses atau waktu untuk mencuci tangan dengan air dan sabun,” ujar Stephen Morse, PhD, MS, pakar penyakit menular dari Columbia University, seperti dilansir dari Healthline, Rabu (18/3).