Muslimahdaily - Pembalut masih menjadi pilihan pertama bagi perempuan di Indonesia saat haid datang. Padahal sebenarnya, masih ada tampon dan menstrual cup sebagai alternatif.

Bagi kamu yang super sibuk, atau aktif melakukan banyak gerakan fisik, mungkin tampon bisa jadi salah satu pilihan pengganti pembalut. Tampon juga biasanya dipakai oleh atlet, penari atau pelatih kebugaran.

Selain diklaim dapat menyerap darah mentruasi yang lebih banyak, tampon tidak akan meninggalkan kesan “membentuk” saat digunakan.

Namun, sebelum benar-benar beralih ke tampon, ada baiknya kamu memperhatikan hal-hal berikut ini:

Apa itu tampon?

Tampon adalah alat penyerap darah haid berbentuk silinder. Tampon memiliki bahan lembut yang sama seperti pembalut biasa. Tampon juga memiliki seutas tali di ujungnya agar mudah menarik tampon ketika selesai digunakan.

Sama seperti pembalut, tampon tersedia dengan berbagai pilihan ukuran dan daya serap. Ketebalan tampon juga dapat dipilih sesuai kenyamanan.

Cara menggunakan tampon

Bagi kamu yang akan menggunakan tampon untuk pertama kalinya, mungkin kamu akan sedikit merasa khawatir. Namun, dengan mengikuti instruksi dengan benar, kamu tidak perlu takut salah dan merasa sakit.

Pertama, pilih tampon dengan ukuran dan daya serap yang tepat dan sesuai kenyamanan. Kedua, pastikan kamu sudah mencuci tangan untuk menghindari kontaminasi bakteri dari tangan yang kotor.

Ketiga, pastikan tali tampon kuat dan tidak mudah lepas. Sebaiknya tidak menggunakan tali tampon yang kurang kuat, ya.

Keempat, posisikan tubuh senyaman mungkin. Kamu bisa memilih berjongkok atau duduk.

Kelima, setelah nyaman dengan posisi pilihan, buka bibir vagina atau labia dengan satu tangan, dan masukan ujung tampon yang tidak bertali. Dorong tampon ke dalam hingga terasa nyaman.

Terakhir, pastikan tali di ujung tampon tetap menggantung. Tampon yang digunakan dengan benar akan terasa nyaman dan tidak menyakitkan.

Kapan harus mengganti tampon

Penggunaan tampon yang bijak adalah 4 jam sekali dan tidak lebih dari 8 jam. Tampon yang digunakan lebih dari 8 jam dapat memicu resiko Toxic Shock Syndrome (TSS).

Toxic Shock Syndrome adalah kondisi medis yang disebabkan adanya infeksi bakteri Staphylococcus aureus yang masuk ke aliran darah dan mengahsilkan racun. Gejala TSS di antaranya, demam tinggi, tekanan darah rendah, diare, mual, dan muntah.

Pembalut atau tampon?

Sebenarnya, perbedaan antara pembalut dan tampon tidak begitu mencolok. Tampon dan pembalut sama-sama terbuat dari bahan lembut yang sama yaitu, kapas, kapas organik, atau rayon. Sama-sama memiliki beragam ukuran dan daya serap. Pembalut dan tampon yang tidak sesuai dapat memicu kebocoran.

Baik pembalut maupun tampon, keduanya harus sering diganti setiap 4 jam sekali dan 8 jam maksimal. Waktu ini bisa dipercepat tergantung siklus haid yang dialami. Jika terlalu lama, pembalut dan tampon dapat memicu infeksi.

Namun, perbedaan yang paling mencolok ialah cara menggunakannya. Pembalut digunakan di luar vagina. Sementara tampon digunakan dengan cara memasukkannya ke dalam area vagina. Hal ini membuat tampon tidak meninggalkan kesan “membentuk” seperti ketika memakai pembalut.

Namun, di balik itu tampon memiliki resiko adanya Toxic Shock Syndrome (TSS) dan tampon stuck. Tampon stuck adalah keadaan saat tali tampon tidak menggantung di luar, namun malah masuk ke dalam vagina seluruhnya.

Untuk itu, memilih penggunakan tampon dibanding pembalut sah-sah saja. Kamu dapat beralih ke tampon ketika sudah benar-benar mengerti cara penggunaan dan resikonya.