Muslimahdaily - Di dunia yang serba mengutamakan penampilan, gaya berbusana seringkali menjadi tolok ukur status. Namun, teladan terbaik kita, Rasulullah Muhammad Shalallahu alaihi wassalam, mengajarkan bahwa pakaian lebih dari sekadar penampilan luar; ia adalah cerminan dari kesederhanaan, kebersihan, dan rasa syukur. Gaya berbusana beliau adalah pelajaran abadi tentang bagaimana tampil terhormat tanpa perlu bermewah-mewah.

Lalu, seperti apa sebenarnya pakaian yang dikenakan oleh manusia paling mulia ini sehari-hari? Mari kita intip lemari pakaian beliau melalui riwayat para sahabat.

Gamis: Pakaian yang Paling Dicintai

Jika ada satu model pakaian yang paling identik dengan Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam, maka itu adalah gamis. Ummu Salamah RA meriwayatkan dengan sangat jelas bahwa,"Pakaian yang paling disukai oleh Rasulullah adalah baju gamis". Kecintaan beliau pada gamis sangat beralasan.

Gamis adalah pakaian terusan yang praktis, menutup aurat dengan sempurna, nyaman, dan tidak merepotkan. Ini mengajarkan kita bahwa pakaian terbaik adalah yang paling fungsional dan sesuai dengan syariat. Dalam riwayat lain dari Asma' binti Yazid, disebutkan bahwa panjang lengan baju gamis Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam adalah sampai pergelangan tangan.

Warna-Warni Pakaian Nabi: Dari Putih hingga Merah Bergaris

Meskipun kesederhanaan menjadi kunci, bukan berarti pakaian Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam monoton. Beliau mengenakan berbagai warna yang menunjukkan bahwa Islam tidak melarang keindahan.

Putih, Warna Terbaik: Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam sangat menganjurkan pakaian putih. Beliau bersabda, "Hendaklah kalian berpakaian putih... Sebab, ia adalah sebaik-baik pakaian bagi kalian". Beliau juga menganjurkan kain kafan menggunakan warna putih.

Merah (Hibarah): Beberapa sahabat, termasuk Al-Bara' bin Azib, bersaksi pernah melihat Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam mengenakan pakaian berwarna merah. Para ulama menjelaskan bahwa warna merah yang dimaksud bukanlah merah polos yang mencolok, melainkan kain hibarah dari Yaman yang memiliki corak atau garis-garis merah.

Hijau: Abu Ramtsah meriwayatkan pernah melihat Nabi Shalallahu alaihi wassalam mengenakan dua selimut berwarna hijau.

Hitam: Pada suatu pagi, Aisyah RA melihat Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam keluar dengan mengenakan pakaian yang terbuat dari bulu berwarna hitam.

Doa Saat Mengenakan Pakaian Baru

Setiap helai pakaian adalah nikmat dari Allah. Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam mengajarkan kita untuk selalu bersyukur saat menerima nikmat ini. Abu Sa'id Al-Khudzri meriwayatkan bahwa apabila Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam mengenakan pakaian baru baik itu sorban, baju, atau selendang—beliau akan menyebut nama pakaian itu lalu berdoa:

"Ya Allah, segala puji hanya bagi-Mu, sebagaimana Engkau telah memberi aku pakaian. Aku memohon kepada-Mu kebaikan pakaian ini, serta kebaikan sesuatu yang diciptakan untuknya. Dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukan pakaian ini, serta keburukan sesuatu yang diciptakan untuknya."

Sungguh sebuah pelajaran indah. Pakaian bagi Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam bukanlah ajang pamer, melainkan sarana untuk bersyukur dan berlindung kepada-Nya. Ia adalah cerminan kesederhanaan yang memancarkan kewibawaan dan akhlak yang tak ada tandingannya.