Sering Dilakukan Tanpa Sadar, Ini Balasan Bagi Mereka yang Suka Mencela Orang Lain

Ilustrasi Ilustrasi

Muslimahdaily - Di medis sosial, perilaku mengolok-olok dan bullying terhadap orang lain bisa terlihat sangat samar. Netizen dengan mudah berkomentar mengenai fisik seseorang atau aib mereka di masa lalu. Sering kali dibalut dengan candaan sehingga terkesan tidak menyerang langsung si orang tersebut.

Ditambah dengan adanya akun anonim sehingga ia tak perlu merasa malu akan identitas aslinya saat mencela. Dengan demikian, ia dapat dengan puas mengolok-olok orang lain.

Dalam Islam sendiri, terdapat larangan untuk mengolok-ngolok satu sama lain. Hal tersebut tertera dengan jelas dalam Al Qur’an Surat Al Hujurat ayat 11. Allah berfirman, 

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS. Al Hujarat: 11).

Dari ayat di atas terdapat beberapa poin yang hendak disampaikan oleh Alla. Pertama, larangan untuk meredahkan dan menertawakan kumpulan lain. Kedua, bisa jadi orang yang ditertawakan justru lebih baik daripada yang menertawakan. Ketiga, larangan mencela diri sendiri. Keempat, larangan untuk mencela dan mengolok-olok orang lain dengan gelar-gelar yang tidak baik sehingga bisa jadi menyakiti hati yang dipanggil. Kelima, mereka yang melakukannya adalah orang-orang fasik, dan panggilan paling buruk adalah mereka yang fasik sesudah mereka beriman.

Mencela orang lain dilarang bukan hanya karena dapat mengotori kehormatan mereka sebagai hamba Allah, namun juga dapat menyakiti hati mereka yang dicela. Selain itu, mencela juga dapat menimbulkan rasa sombong pada mereka yang mencela dan rasa tidak berharga pada mereka yang dicela. 

Dalam beberapa riwayat, dijelaskan pula bahwa ayat tersebut diturunkan karena adanya ejekan yang diberikan oleh sekelompok ornag dari Bani Ramim terhadap sahabat nabi yang miskin, seperti Bilal, Shuhaib, Salman Al Farisi, dan Salim Maula Abi Huzaifah, serta sahabat lain.

Melansir dari laman NU Online, riwayat lain menyebutkan bahwa ayat ini diturunkan karena salah satu istri nabi, yakni Shafiyah binti Huyay bin Khatab Radhiyallahu'anha yang diejek sebagai keturunan Yahudi.

Dalam riwayat lain, dijelaskan bahwa turunnya ayat ini berkaitan dengan sebuah kejadian saat salah seorang sahabat nabi yang terganggu pendengarannya mencoba melangkahi banyak orang di majelis agar dapat mendengar tausiyah Rasulullah. Ketika itu Tsabit bin Qais ditegur oleh seorang, ia membalas, “Siapakah ini?” Kemudian orang tersebut menjawab, “Saya fulan.” Lalu Tsabit mengatakan bahwa orang itu anak fulanah yang terkenal akan aibnya pada masa jahiliyah. Lantas orang tersebut malu dan turunlah ayat tersebut sebagai teguran untuk Tsabit.

Dari ketiga kisah tersebut, maka semakian jelas larangan untuk mengolok-olok, mencela, atau membully orang lain karena fisik, harta, keyakinan, maupun aibnya di masa lalu.

Balasan bagi orang yang mem-bullying dan mencela sesamanya

Allah sebagai Dzat yang Maha Adil memberi balasan bagi mereka yang sering kali mengolok-olok sesame saudaranya. Balasan tersebut tak serta merta diberikan di dunia, namun di hari akhirat kelak. Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

“Orang yang bangkrut dari umatku adalah yang datang pada hari kiamat nanti dengan membawa pahala shalat, puasa, dan zakat, (namun) ia telah menghina si A, menuduh berzina si B, memakan harta si C, menumpahkan darah si D, dan memukul si E. Maka si A diberi pahala kebaikannya dan si B, si C… diberi pahala kebaikannya. Apabila amal kebaikannya habis sebelum terbayar (semua) kedzalimannya, dosa-dosa mereka yang dizalimi itu diambil lalu dilemparkan kepadanya, kemudian dia dilemparkan ke dalam neraka.” (HR. Muslim).

Sementara itu, mereka yang diolok-olok dan didzalimi, apabila ia berdoa, maka doa tersebut sangat mustajab.

Rasulullah bersabda, “Takutlah kalian terhadap doanya orang yang didzalimi. Karena tidak ada tabir antar dia dengan Allah. (HR. Bukhari).

Demikianlah larangan dan balasan bagi mereka yang senantiasa mencela dan mem-bully orang lain. di media sosial, hal ini sangat rentan terjadi. Bisa jadi kita tanpa sadar telah sering melakukannya. Untuk itu, Sahabat Muslimah hendaknya hati-hati dalam membuat maupun menyebarkan sebuah konten. Sebaiknya dipikirkan berulang kali apakah konten tersebut dapat menyakiti orang lain atau terdapat mudharat lain di dalamnya. Semoga kita dapat terhindari dari perbuatan keji yang dibenci Allah.

Wallalhu ’alam.

Leave a Comment