Banyak Agenda untuk Bukber? Ketahui Hukum Buka Puasa Bersama dalam Islam

Ilustrasi Ilustrasi

Muslimahdaily - Bukber atau buka bersama menjadi momen yang selalu ada di setiap kali Ramadhan. Entah kumpul-kumpul buka puasa bersama teman, sahabat, keluarga besar, tetangga, organisasi, dan sebagainya. Namun sebetulnya, bagaimana Islam memandangnya? Adakah tuntunan buka puasa bersama dalam Islam?

Dalam fatwa Syekh Ibnu Baz, disebutkan bahwasanya berbuka puasa bersama di Bulan Ramadhan dibolehkan dengan syarat tidak meyakininya sebagai ibadah. Dalilnya berdasarkan firman Allah, “...Tidak ada halangan bagi kamu makan bersama-sama mereka atau sendirian...” (QS. An Nur: 61).

Fatwa tersebut juga menyebutkan bahwa buka puasa bersama hendaknya hanya dilakukan untuk puasa wajib saja, yakni puasa Ramadhan. Adapun jika berbuka puasa bersama untuk puasa sunnah, maka dimakruhkan karena khawatir terjatuh pada riya’ (ingin dilihat orang lain) dan sum’ah (ingin didengar orang lain). Wallahu a’lam.

Batasan yang Harus Diperhatikan

Meski dibolehkan, buka bersama juga hendaknya dilakukan tanpa melanggar syariat-Nya. Berikut hal-hal yang harus dihindari saat mengadakan ataupun menghadiri acara buka bersama.

1. Adanya Ikhtilath (campur baur antara laki-laki dan perempuan non mahram)

2. Meninggalkan shalat tarawih

3. Berlebihan dalam makan dan minum

4. Melupakan tadarus Al Qur’an

5. Banyak mengobrol dan membuang waktu

Jika kiranya tak mampu menghindari poin-poin di atas, maka buka puasa di rumah tentu lebih utama. Jika ingin suasana akrab dan ramai saat berbuka, maka hadirilah buka puasa bersama di masjid. Saat ini cukup banyak masjid yang mengadakan acara buka bersama. Ukhuwah pun dapat terjalin dengan buka bersama jamaah lain di salah satu rumah Allah.

Haruskah Buka Puasa Bersama-sama?

Meski tidak ada keharusan, namun Rasulullah menganjurkan untuk makan bersama. Sebab, di dalam makan berjamaah terdapat keberkahan yang besar. Pun buka puasa dengan bersama, akan membawa keberkahan, insya Allah.

Dalilnya datang dari banyak hadits. Di antaranya hadits dari Wahsyi bin Harb, bahwasanya para Sahabat Nabi berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya kita makan tapi tidak kenyang.” Beliau Shallallahu‘alaihi wa sallam bertanya, “Mungkinkah kalian makan dengan tidak berkumpul?” Mereka menjawab, “Ya.”

Beliau lalu bersabda, “Berkumpullah kalian ketika makan dan sebutlah Nama Allah Subhanahu wa Ta’ala padanya, maka makanan kalian akan diberkahi.” (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, Imam Ahmad, dan Ibnu Hibban).

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda, “Makanan dua orang cukup untuk tiga dan makanan untuk tiga orang mencukupi untuk empat orang.” (HR. Al Bukhari dan Muslim).

Dalam riwayat lain, dari Jabir bin ‘Abdillah, Rasulullah bersabda, “Makanan satu orang mencukupi dua orang, makanan dua orang mencukupi empat orang dan makanan empat orang mencukupi delapan orang.” (HR. Muslim).

Berlandaskan hadits di atas, para ulama kemudian berpendapat bahwasanya makan bersama adalah perkara yang mustajab atau dianjurkan. Imam An Nawawi menjelaskan, terdapat anjuran agar saling berbagi makanan. Meski makanan itu sedikit, akan terasa cukup karena adanya keberkahan yang akan diberikan kepada seluruh orang yang hadir.

Ibnu Hajar dalam Fathul Bari bahkan menyebutkan bahwasanya semakin banyak orang yang berkumpul, maka semakin banyak keberkahan yang turun. Masya Allah, ternyata makan bersama-sama membawa keberkahan yang sangat banyak. Hal ini tentu dapat lebih sering dipraktekkan saat berbuka puasa.

Namun ada satu hal yang perlu diperhatikan. Yang dimaksud di sini bukanlah orang berkumpul dan makan di piring masing-masing, melainkan mereka berkumpul dalam satu wadah besar dan makan bersama-sama dalam satu nampan. Enam atau tujuh orang makan bersama dalam satu wadah. Inilah yang dimaksud Rasulullah dan dilakukan beliau bersama para shahabat.

Dari ‘Aisyah, ia berkata, “Rasulullah pernah makan bersama enam orang sahabatnya, lantas Arab Badui datang lalu memakan makanan beliau dengan dua suapan.” (HR. At Tirmidzi, Abu Daud, dan Ibnu Majah).

Alangkah indahnya ukhuwah dalam Islam. Saat acara makan pun, kebersamaan dapat terjalin dengan menyantap hidangan di satu nampan. Cobalah cara berkah yang diajarkan nabi ini untuk agenda buka puasa bersama di Bulan Ramadhan. Semoga keberkahan selalu tercurah kepada kita semua.

Sumber: almanhaj.or.id, rumaysho.com, alifta.net

Last modified on Rabu, 15 Mei 2019 06:25

Leave a Comment