Timbuktu, Film Bertema Islam yang Masuk Oscar

Muslimahdaily - Meski tidak menang dalam kategori Foreign Languange Film, namun film Timbuktu patut diapresiasi karena merupakan satu-satunya film bertema Islam yang masuk nominasi Oscar 2015! Film yang disutradarai oleh Abderrahmane Sissako ini adalah film hasil kerja sama antara Mauritania dan Prancis.

Film ini menyoroti tentang ketatnya aturan Islam di Mauritania. Film ini bersetting saat Mali bagian utara dikuasai oleh jihadis pada 2012. Timbuktu bercerita tentang seorang peternak sapi bernama Kidane yang memiliki keluarga harmonis dengan istri dan satu anak perempuan berusia 12 tahun. Kidane sering memainkan gitar di malam hari. Semuanya berubah saar jihadis bersenjata datang ke daerah mereka dan mulai melarang berbagai hal untuk dilakukan, seperti merokok, mendengarkan maupun memainkan musik dan bahkan tidak boleh bermain sepak bola.

Lalu seekor sapi Kidane terperangkap di jaring ikan Amadou, seorang nelayan yang terkenal temperamental. Sapi tersebut kemudian mati. Kidane tak terima sehingga mereka bekelahi dan membunuh si nelayan. Ibu dari nelayan tadi pun tak terima dengan pembunuhan putranya. Pengadilan menetapkan, Kidane  harus membayar uang darah dengan memberi 40 ekor hewan peliharaanya kepada si ibu nelayan. Sayangnya, si tersangka hanya punya tujuh ekor sapi dan tak mampu membayar uang darah. Sebagai gantinya, Kidane harus dieksekusi mati. Sayangnya eksekusi mati tersebut dilakukan oleh orang-orang jihadis yang berusaha menetapkan peraturan syariah di wilayah tersebut. namun bukannya mereka melaksanakan hukum yang sama, para jihadis tersebut malah melanggar aturan yang mereka buat sendiri, contohnya merokok dengan seenaknya.

Film ini menunjukkan tidak adanya toleransi dalam menjalankan hukum syariah yang dibumbui oleh cinta, pengorbanan, ironi dan juga ketidakadilan. Film berdurasi 96 menit ini terasa mirip film 12 Years a Slave yang juga sama-sama menunjukkan penindasan terhadap tokoh-tokoh di dalamnya.

Timbuktu sukses meraih perhatian dunia internasional karena ceritanya yang begitu penuh ironi namun dikemas dalam film yang begitu menggugah dan ‘membuka mata’. Meski film ini tidak menang di Oscar 2015 lalu, namun film ini sukses memborong 7 penghargaan di Cesars Award, semacam Oscar versi Prancis. Film ini juga menang Prize of The Ecumenical Jury dan Francois Chalais Prize di 2014 Cannes Film Festival.
Sepertinya film yang menarik untuk ditonton ya, cantik?

Last modified on Kamis, 21 Mei 2015 02:43

Leave a Comment