Ketika Nabi Sulaiman Lupa Mengucapkan Insya Allah

Ilustrasi Ilustrasi

Muslimahdaily - Pelajaran berharga datang dari kisah utusan Allah sekaligus pemilik kerajaan yang agung, Nabi Sulaiman. Meski berstatus tinggi, beliau tetaplah manusia yang pernah lupa dan salah. Kealpaannya pun menjadi nasihat yang sangat berfaedah hingga akhir zaman.

Suatu hari Nabi Sulaiman mengucapkan sumpah namun lupa mengucapkan insya Allah. Kala itu, sang putra Daud berkeinginan memiliki pasukan tangguh lagi pemberani yang akan membela agama Allah. Pasukan itu diharapkannya lahir sebagai anak keturunannya.

Syariat pra Islam tak membatasi jumlah istri yang boleh dinikahi. Dikisahkan bahwa Nabi Sulaiman memiliki istri berjumlah 100 orang. Ada yang menuturkan jumlahnya 90, ada pula 60 atau 70 istri. Berapa pun jumlah pastinya, Nabi Sulaiman memiliki istri yang sangat banyak.

Di suatu malam, sang raja manusia, jin, angin dan binatang itu pun berkata, “Sungguh aku akan berkeliling pada istri-istriku malam ini. Dengannya, setiap wanita akan melahirkan anak yang akan berjihad di jalan Allah.”

Malaikat yang ada di dekatnya sempat menegur Nabi Sulaiman. “Ucapkanlah insya Allah,” tutur malaikat tersebut.

Qadarullah, Nabi Sulaiman melupakannya dan segera menuju istri-istrinya. Ia melakukan apa yang dikatakannya, mendatangi istrinya satu demi satu. Hingga malam usai, Nabi Sulaiman tak teringat dengan teguran malaikat untuk mengucapkan insya Allah.

Akibatnya, Nabi Sulaiman tak mendapatkan apa yang diharapkannya. Tak ada satu pun dari istrinya yang mengandung kecuali satu orang. Pun satu anak yang didapatkannya tidaklah sempurna melainkan setengah manusia.

Meski niat Nabi Sulaiman sangat baik, namun ia melupakan insya Allah dalam sumpahnya. Meski ketauhidan Nabi Sulaiman sempurna, dan beliau yakin segala sesuatu atas kehendak Allah, namun beliau bersumpah tanpa menyertakan nama-Nya. Alhasil, ia tak mendapatkan anak apalagi pasukan yang akan siap berjihad fi sabilillah.

Beliau ‘Alaihissalam pun tersadar akan kekeliruannya. Sang nabi penguasa bahasa binatang itu pun menyesalinya dan bertaubat segera. Seandainya Nabi Sulaiman mengucapkan insya Allah, maka bukan mustahil ia akan mendapatkan anak dari setiap istrinya, lalu menjadikan mereka pasukan yang beriman, tangguh, dan berani dalam mendakwahkan ajaran yang diturunkan pada sang ayah.

Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu‘alaihi wa sallam. Dari shahabat Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, “Kalau Nabi Sulaiman mengucapkan Insya Allah, niscaya beliau tidak melanggar sumpahnya, dan lebih diharapkan hajatnya terpenuhi (HR. Al Bukhari dan Muslim).

Dari kesalahan Nabi Sulaiman, sebuah pelajaran adab pun diajarkan Allah kepada nabiyullah Muhammad. Yakni tentang mengucapkan insya Allah acap kali mengucapkan janji ataupun sumpah sebagai adab terhadap Allah. Syariat ini pun ditetapkan dalam Al Qur’an agar diingat umat Islam.

Allah berfirman, “Dan janganlah sekali-kali engkau mengucapkan; Sesungguhnya aku akan melakukan hal itu besok. Kecuali (dengan mengucapkan) Insya Allah. Dan ingatlah Tuhanmu ketika engkau lupa. Dan Ucapkanlah; Semoga Tuhanku memberikan petunjuk pada jalan terdekat menuju hidayah.” (QS. Al Kahfi: 23-24).

(Baca Juga : Meneladani Nabi Zulkifli, Raja Sholeh nan Bijaksana)

Menjelaskan ayat di atas, Ibnu Katsir menuturkan bahwasanya Allah memberikan petunjuk kepada Rasulullah dalam perkara adab. Jika seseorang memiliki niat akan melakukan suatu pekerjaan, maka hendaknya mengembalikan segala sesuatu kepada masyi’ah atau kehendak Allah.

Mengingat Allah lah yang mengetahui segala perkara gaib yang belum terjadi, yang telah terjadi, dan yang sedang terjadi. Allah pula yang mengetahui jika suatu perkara terjadi dan bagaimana jika perkara tersebut tak terjadi.

Ucapan insya Allah juga diajarkan nabi lain dan direkam pula dalam Al Qur’an. Nabi Musa misalnya. Beliau ‘Alaihissalam mengucapkan insya Allah saat berinteraksi dengan Khidir. “(Musa) berkata; Engkau akan mendapati aku insya Allah sebagai orang yang sabar dan tidak akan bermaksiat terhadap perintahmu.” (QS. Al Kahfi: 69).

Pun Nabi Ismail, pernah mencontohkan ucapan insya Allah saat momen perintah penyembelihan dirinya kepada sang ayah, Nabi Ibrahim. Nabi Ismail berkata, “Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan kepadamu, niscaya engkau akan dapati aku Insya Allah termasuk orang-orang yang sabar.” (QS. Ash Shaffat: 102).

Demikianlah kisah nabi terdahulu yang menjadi pelajaran berharga untuk umat Islam. Ucapan insya Allah memang singkat, namun sangat bermakna dan menunjukkan keimanan akan kekuasaan Allah.

Leave a Comment