×

Peringatan

JUser: :_load: Tidak dapat memuat pengguna denga ID: 12341

Dia Beribadah Biasa Saja, Namun Jadi Penghuni Surga

Ilustrasi Ilustrasi

Muslimahdaily - Suatu hari para shahabat tengah duduk-duduk bersama Rasulullah. Tiba-tiba Rasulullah bersabda, “Akan muncul sebentar lagi kepada kalian, seorang penghuni surga.”

Para shahabat pun penasaran, siapa gerangan yang telah dijamin bahagia di akhirat kelak. Mereka lalu menanti kemunculan seseorang. Tak lama kemudian, muncul seorang dari kaum Anshar. Ia nampak baru saja berwuduhu karena jenggotnya masih basah dan membawa sandal di tangan kirinya. Tak banyak shahabat yang mengenalnya. Penampilannya pun biasa saja. Tak ada shahabat yang berkomentar. Majelis pun bubar.

Keesokan harinya, para shahabat kembali bermajelis bersama nabiyullah Muhammad. Seperti kemarin, beliau pun bersabda, “Akan muncul sebentar lagi kepada kalian, seorang penghuni surga.”

Para shahabat dibuat penasaran kembali. Mereka menanti dan ternyata yang muncul adalah orang yang sama, yakni seorang dari kaum Anshar. Orang itu pun berperilaku sama seperti kemarin, jenggotnya basah dan ia menenteng sandalnya di tangan kiri.

Keesokan lusa, yakni di hari ketiga, peristiwa yang sama terulang kembali. Rasulullah tengah duduk-duduk bersama shahabat-shahabat beliau, lalu bersabda, “Akan muncul sebentar lagi kepada kalian, seorang penghuni surga.”
Lagi-lagi, pria Anshar itulah yang muncul. Ia pun muncul dalam kondisi yang sama seperti dua hari sebelumnya. Yakni nampak basah bekas wudhu di jenggotnya dan ia menenteng sandal di tangan kirinya.

Tiga kali sudah Rasulullah menyatakan si pria Anshar sebagai penghuni surga. Hal tersebut tentu membuat para shahabat sangat penasaran. Siapakah pria yang tiga kali disebut Rasulullah itu? Apakah ia seorang ahli ilmu, ataukah ahli ibadah? Apakah ia beribadah siang dan malam tanpa henti? Rajin berpuasa dan shalat malam? Giat bersedekah dan mengaji? Ataukah ia telah melakukan suatu amal yang amat sangat besar hingga Allah meridhai dan menjaminnya surga yang indah lagi kekal?

Di antara para shahabat yang mendengar sabda Rasulullah, Abdullah bin ‘Amr bin Al Ash lah yang paling penasaran. Ia ingin tahu amalan apa yang membuat pria anshar itu menjadi penghuni surga. Ia ingin meneladani amalan yang dilakukan pria tersebut. Ia pun segera bangkit setelah Rasulullah meninggalkan majelis. Diikutinya pria Anshar tersebut hingga ke rumahnya.

Abdullah bin Amr bin Al Ash pun kemudian berkata pada pria Anshar calon penghuni surga, “Aku sedang memiliki masalah dengan ayahku, dan aku bersumpah untuk tidak masuk ke rumahnya selama tiga hari. Apakah aku boleh menginap di rumahmu hingga berlalu tiga hari?” ujar putra salah satu panglima besar muslimin, Amr bin Al Ash tersebut.

Pria Anshar itu pun mengizinkan dengan ramah. “Silahkan,” ujarnya.

Selama tiga hari, Abdullah bin Amr bin Al Ash pun menginap di rumah calon penghuni surga. Diam-diam, ia mengamati perilaku si pemilik rumah. Ia mencari tahu amalan khusus apa yang dilakukan si pria Anshar.

Namun tiga hari tiga malam berlalu, Abdullah tak menemukan apapun. Ia bahkan tak pernah melihat si pria Anshar mengerjakan shalat malam. Jika terjaga di malam hari, atau terbangun dari tidurnya, pria itu hanya berdzikir kepada Allah dan bertakbir. Demikian setiap malam terjadi dan ia baru bangun saat waktu shalat shubuh.

“Hampir saja aku meremehkan amalannya. Hanya saja, aku tak pernah mendengarnya berucap kecuali kebaikan,” ujar Abdullah.

Setelah berlalu tiga hari, Abdullah pun mengakui niat sebenarnya ia menginap di rumah si pria Anshar. “Wahai hamba Allah, sesungguhnya aku tak memiliki masalah apapun dengan ayahku, apalagi sampai berjanji tidak pulang. Akan tetapi, aku mendengar Rasulullah bersabda sebanyak tiga kali bahwa akan muncul seorang penduduk surga, dan kaulah yang muncul.

Maka aku pun ingin menginap di rumahmu untuk melihat apa gerangan amalanmu yang bisa kuikuti. Namun ternyata aku tak melihatmu banyak beramal. Lalu, apa yang membuatmu memiliki keistimewaan hingga disebut oleh Rasulullah?” Tanya Abdullah bin Amr bin Al Ash.

Pria itu pun hanya menjawab, “Tidak ada amalanku kecuali yang telah kau lihat.”

Abdullah pun kecewa tak mendapat jawaban, hingga akhirnya memutuskan pamit. Namun baru saja Abdullah hendak pergi, si pria Anshar memanggilnya dan berkata, “Hanya saja, aku tidak pernah memiliki perasaan dendam dalam hati kepada seorang muslim pun, dan aku tak pernah hasad (iri dengki) pada seorang pun atas kebaikan yang Allah berikan kepada orang lain.”

Abdullah lalu berkata, “Itulah amalan yang menhantarkanmu menjadi penghuni surga, dan itulah yang tidak mampu kami lakukan.”

Kisah tersebut dikisahkan Abdullah bin Amr bin Al Ash kepada Anas bin Malik. Kisah sang shahabat nabi tersebut pun diriwayatkan Imam Ahmad dari shahabat Anas bin Malik. Masya Allah, hanya karena sifat terpuji, yakni tak pernah merasa iri, dengki, cemburu, dan dendam kepada orang lain, ternyata dapat membuat seorang masuk ke surga-Nya. Tentulah si pria Anshar tersebut hendaknya menjadi panutan muslimin.

Leave a Comment