Jiwa-jiwa Gagah yang Pantang Menyerah : 7 Kata Mutiara Penggerak Hati

Buku Jiwa-jiwa Gagah yang Pantang Menyerah Buku Jiwa-jiwa Gagah yang Pantang Menyerah

Muslimahdaily - Muslimah, sesungguhnya manusia diciptakan dalam keadaan lemah. Namun tak termasuk mereka yang bersikap optimis, menantang dunia dengan segenap raga, dan ketakutannya hanya kepada Allah Subahanahu Wa Ta’ala.

“Karena manusia diciptakan (bersifat) lemah.” (QS.An-Nisa’:28).

Sungguh, dalam keadaan pesimislah manusia digandrungi kenikmatan-kenikmatan semata yang tak ada guna. Bahkan setan sedang berada dalam sisi hatinya yang mampu mengarahka segala tingkah laku yang dapat menjauhkan diri dari nilai kebermanfaatan. Oleh karena itu, dalam hidup sekiranya perlu mutiara kata yang mampu menembus optimis dan kembali menuntun kepada Allah.

Salah satu penulis Indonesia menukil beberapa mutiara kata, yakni dari buku yang ditulis oleh A. Mukhlis dengan judul : “Jiwa-jiwa yang gagah tak pantang menyerah”

“Tanda cinta kepada Allah adalah banyak mengingatnya (menyebut namaNya), kerena tidaklah engkau menyukai sesuatu kecuali engkau akan banyak mengingatnya”

(Ar-Rabi bin Anas)

“Setiap orang di dunia ini adalah tamu, dan uangnya adalah pinjaman. Tamu itu pasti akan kembali, cepat atau lambat, dan pinjaman itu harus dikembalikan”

(Ibnu Mas’ud)

“Barang siapa yang rela dengan ketetapan Allah, maka ketetapan itu berlaku padanya dan ia mendapatkan pahala. Dan barang siapa yag tidak rela dengan ketetapan Allah, maka ketetapan itu juga tetap berlaku padanya, sedangkan ia terputus amalnya”

(Ali bin Abi Thalib)

“Engkau harus tau ! Bila dunia terasa sempit, sebenarnya jiwamulah yang sempit, bukan dunianya”

(Ar-Rafi’i)

“Sejarah Islam ditulis dengan hitamnya tinta ulama dan merah darahnya para syuhada”

(Abdullah Azzam)

“Sesungguhnya bila badan sakit maka makan dan minum sulit untuk ditelan. Istirahat dan tidur pun tak nyaman. Demikian pula hati apabila telah terbelenggu dengan cinta dunia, maka nasihat susah untuk masuk”

(Malik bin Dinar)

“Penderitaan jiwa mengarah keburukan. Putus asa adalah sumber kesesatan; dan kegelapan hati, pangkal penderitaan jiwa”

(Badiuzzaman Said Nursi)

Leave a Comment